Posisi Ahok Sebagai Komut Pertamina Disebut Berperan Penting

Ahok akan didampingi Budi Gunadi Sadikin sebagai wakil komut di Pertamina.

oleh Bawono Yadika diperbarui 22 Nov 2019, 19:31 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menyambangi kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11/2019).

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama (komut) PT Pertamina (Persero).

Ahok akan didampingi Budi Gunadi Sadikin sebagai wakil komut di Pertamina. Erick Thohir juga memilih Emma Sri Martini selaku Direktur Utama Telkomsel menjadi Direktur Keuangan Pertamina.

Menanggapi hal ini, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai posisi komisaris utama tersebut sangatlah tepat untuk Ahok.

"Saya kira lebih tepat Ahok sebagai komut. Kegaduhan penolakannya akan lebih minimal. Sementara di sisi lain kalau memang ditujukan untuk meningkatkan pengawasan juga masih efektif," ungkapnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/11/2019).

Piter menerangkan, jabatan Ahok sebagai komisaris utama akan memegang peranan penting untuk melalukan pengawasan terhadap Pertamina ke depan.

"Posisi komut sangat menentukan di BUMN besar seperti Pertamina. Banyak keputusan-keputusan penting misalnya terkait belanja modal yang nilainya sangat besar harus melalui persetujuan komut," tegas dia.

Adapun Erick bilang sejumlah nama pejabat baru Pertamina tersebut akan dilakukan segera pada Jumat ini atau paling lambat Senin pekan depan.

"Pertamina bukan Tbk, jadi bisa disegerakan hari ini atau Senin," terang Erick.

Tonton Video Ini


Erick Thohir Minta Serikat Pekerja Pertamina Tak Buruk Sangka ke Ahok

Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/4/2016). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri BUMN Erick Thohir, mengungkapkan pendapatnya terkait penolakan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh Serikat Pekerja (SP) Pertamina. Menurutnya, pro-kontra tidak hanya terjadi terhadap Ahok. Hal serupa juga terjadi padanya, begitu pun dengan Chandra Hamzah.

"Yang penting begini, kasih kesempatan kita bekerja dan liat hasilnya, kadang kita semua suuzon, ah orang begini orang begini tanpa melihat hasilnya, yang penting sekarang kita kerja di mana kira di KBUMN, kenapa merampingkan tapi tidak hanya merampingkan tapi juga cakap atau bisa bekerja." ujar Erick di Komplek Istana, Jumat (22/11/2019).

Selanjutnya, ia juga menjelaskan mengenai filosofi KBUMN yang lebih ke arah service oriented. Dikarenakan ada 142 perusahaan BUMN yang tujuannya untuk melayani bukan untuk kepentingan birokrasi.

Ia juga berharap kepada jajaran direksi BUMN memiliki ahlak yang baik. Lanjutnya, ia mengaku sudah memberikan contoh bagaimana mengelola perusahaan sebesar BUMN.

"Kalo akhlaknya enggak bagus, apalagi ini amanah yang diberikan oleh kita semua termasuk saya dan presiden oleh rakyat, ini yang harus jadi bagian pertanggungjawaban mereka sebagai pimpinan," jelas Erick.

Dirinya juga menegaskan, bahwa ia tidak mau direksi BUMN tidak memiliki empati dalam arti perusahaan tidak baik, tapi gaya hidupnya tetap mewah.

"Kalo mereka urusannya untung ya itu hak, kita enggak boleh juga ketika mereka melakukan haknya terus kita gunjingkan tidak boleh, jadi pesan-pesan itu sih," pungkas Erick.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya