Senior Golkar: Ketum Parpol Harus Lebih Suci dari Pejabat

Andi enggan menjawab saat disinggung antara Airlangga Hartarto atau Bambang Soesatyo yang punya kriteria ketum suci.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2019, 20:49 WIB
Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kanan) bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kiri) dan Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin (kedua kiri) saat menghadiri Rapimnas Partai Golkar di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh senior Partai Golkar, Andi Mattalatta menyebut bahwa ketua umum Partai Golkar harus lebih suci daripada pejabat semisal bupati, gubernur hingga presiden.

Pasalnya, ketum parpol memiliki peranan penting untuk menentukan pejabat.

"Idealnya seorang pimpinan parpol itu harus lebih suci dari pejabat pejabat yang mau diangkat. Yang memilih presiden siapa parpol, yang memilih gubernur siapa parpol. Harusnya kelasnya ketum parpol itu lebih tinggi daripada pejabat," kata Andi di Jenggala Center, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2019). 

Andi enggan menjawab saat disinggung antara Airlangga Hartarto atau Bambang Soesatyo yang punya kriteria ketum suci tersebut.

Menurut dia, hal itu bergantung kepada pemegang suara di Munas yakni DPD I dan DPD II.

"Pemilih suara bergantung. Di Golkar ada demokrasi. Pemilih suaranya adalah DPD-DPD," ucap Andi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kaderisassi Golkar Harus Dikritisi

Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin foto bersama saat menghadiri rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut, Andi mengkritisi sistem keanggotaan di partai politik. Menurutnya, sistem kaderisasi partai politik termasuk Golkar harus dievaluasi.

"Sistem keanggotaannya diperbaiki. Jangan seenaknya baru pensiun dari tentara langsung tiba-tiba masuk, baru pensiun dari TNI tiba-tiba masuk. Karena dia bagian dari mekanisme kenegaraan, dia bukan institusi pribadi," tandas Andi.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya