Liputan6.com, London - Pangeran Andrew dikabarkan sedang bersiap-siap untuk meninggalkan kantor pribadinya di Istana Buckingham, setelah ia mengundurkan diri dari tugas Kerajaan Inggris.
Pihak Istana mengonfirmasi pada Jumat, 22 November 2019, bahwa Duke of York berniat untuk terus bekerja pada skema Pitch@Palace (wirausaha yang ia buat), bahkan ketika semakin banyak organisasi yang memutuskan hubungan dengan dia atas skandal yang menerpa Andrew.
"Duke akan terus bekerja untuk Pitch dan akan melihat perkembangan perusahaan ini di luar tugas publiknya, dan di luar Istana Buckingham," kata seorang juru bicara, dikutip dari The Guardian, Sabtu (23/11/2019).
"Kami menyadari akan ada periode waktu saat transisi ini berlangsung," lanjutnya.
Baca Juga
Advertisement
Pitch@Palace yang digagas Pangeran Andrew secara historis sangat sukses dalam mendukung wirausahawan dan penciptaan lapangan kerja.
Sebelumnya, Pangeran Andrew memutuskan untuk hengkang dari tugas publik Kerajaan Inggris karena kontroversi seputar keterlibatannya dengan pakar keuangan Jeffrey Epstein, yang bunuh diri di penjara pada awal 2019.
Hal itu diumumkan Istana Buckingham pada Rabu, 20 November 2019, dengan mengatakan bahwa skandal itu menjadi "gangguan besar" bagi tugas keluarga Kerajaan Inggris dan bagi badan amal yang terkait Pangeran Andrew, salah satu ahli waris takhta dalam garis suksesi Kerajaan Inggris dan adik laki-laki dari Pangeran Charles.
Dalam pernyataannya, Andrew menjelaskan ia meminta izin kepada Ratu Elizabeth II untuk "mundur dari tugas publik" dan Ratu pun mengizinkan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis, 21 November 2019.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Skandal Pangeran Andrew
Pangeran Andrew, 59 tahun, bergelar Duke of York, membantah tuduhan ia berhubungan seks dengan remaja putri usia 17 tahun yang didapat Epstein.
Pernyataannya dalam wawancara yang disiarkan di BBC pada Sabtu, 16 November 2019, menuai kecaman luas. Andrew menyatakan ia tidak berbelas kasih kepada korban perdagangan seks yang diduga dilakukan Epstein.
Epstein, yang sebelumnya dinyatakan bersalah melakukan pelecehan seksual, sedang menunggu persidangan atas tuduhan baru perdagangan seks anak ketika ia bunuh diri di selnya.
Pangeran Andrew juga menyatakan kesediaannya membantu para penegak hukum untuk menyelidiki Epstein dan kaki-tangannya.
Kematian Jeffrey Epstein, yang tampaknya bunuh diri selagi dalam tahanan federal, diselidiki FBI dan Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Epstein, yang bersahabat dengan Presiden Donald Trump, mantan Presiden Bill Clinton dan Pangeran Andrew dari Inggris, menghadapi kemungkinan hukuman 45 tahun penjara jika dinyatakan bersalah atas tuduhan mengatur jaringan perdagangan seks dan melecehkan secara seksual puluhan anak di bawah umur.
Dua Sipir Dipenjara karena Lalai Awasi Epstein
Sementara itu, dua sipir penjara di Amerika, Selasa 19 November didakwa terkait kematian Jeffrey Epstein, seorang pakar keuangan dan terpidana pelaku pelecehan seksual.
Dewan juri federal di New York menuduh kedua sipir lalai untuk memeriksa Epstein setiap setengah jam, seperti diharuskan dalam peraturan terhadap tahanan yang dianggap berisiko bunuh diri.
Toval Noel dan Michael Thomas didakwa dengan enam tuduhan pemalsuan catatan pemeriksaan untuk menutupi kelalaian mereka dalam tugas.
Dalam dakwaan disebutkan, alih-alih memeriksa Epstein, kedua sipir malah "duduk di belakang meja, melihat-lihat internet dan mondar-mandir di sekitar area umum." Juga disebutkan dugaan Noel dan Thomas mungkin tidur.
Jutawan Epstein ditemukan tewas di selnya Agustus pada lalu ketika ia menunggu persidangan atas tuduhan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis remaja dan perdagangan seks. Ia diancam hukuman 45 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Epstein ditempatkan dalam unit khusus di mana penjaga harus memeriksanya setiap 30 menit setelah pada Juli lalu ia mencoba bunuh diri. Letak sel itu sangat dekat dengan meja petugas penjara, kurang dari empat meter.
Advertisement