Polisi Malaysia Selidiki Video Viral Suporter Timnas Indonesia Diserang

PDRM menyatakan melakukan penyelidikan terhadap video dugaan serangan kepada suporter Timnas Indonesia di Malaysia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Nov 2019, 15:29 WIB
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pihak berwenang Negeri Jiran, Polis Diraja Malaysia (PDRM) mengeluarkan pernyataan resmi terkait peredaran video dugaan serangan kepada suporter Timnas Indonesia di Malaysia.

"PDRM telah menerima informasi tentang video berdurasi 48 detik di media sosial. Rekaman itu menunjukkan beberapa orang yang diduga warga Indonesia diserang oleh warga Malaysia. Video itu telah banyak disebarluaskan di media sosial," ujar CP Direktur Departemen Investigasi Kriminal Polisi Kerajaan Malaysia, Dato Huzir Bin Mohamed, dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta yang dimuat Sabtu (23/11/2019).

PDRM kemudian menyatakan melakukan penyelidikan terhadap video tersebut. Menyebut pembuatan rekaman gambar tersebut untuk memperburuk citra Negeri Jiran, sekaligus mencederai hubungan baik antara Malaysia-Indonesia.

Penyebaran video tersebut juga menjadi peringatan atas keselamatan warga Malaysia di Indonesia.

"Berdasarkan investigasi awal, PDRM percaya insiden itu bukan di Stadium Nasional."

Sejauh ini, PDRM bersama Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Untuk memastikan investigasi kasus ini harus dilakukan secara keseluruhan."

Dalam pernyataan tersebut, pihak PDRM juga mengeluarkan imbauan terhadap para saksi mata.

"Mereka yang memiliki informasi terkait insiden itu diminta melapor. Orang-orang pun disarankan untuk tak menyebarluaskan video yang tengah viral tersebut, karena berpotensi menyulut kemarahan publik," imbau PDRM.

PDRM juga menyatakan harapan bahwa tak seharusnya hubungan baik Malaysia-Indonesia rusak karena kasus penyerangan tersebut.


KBRI Keluarkan Imbauan

Gedung Pancasila dan Ilustrasi Bendera Indonesia (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sementara itu, perihal suporter Malaysia dilaporkan berlaku brutal terhadap pendukung Timnas Indonesia yang datang ke Stadion Bukit Jalil, Selasa 19 November 2019, pihak KBRI Kuala Lumpur menyatakan tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepada media yang membenarkan terjadinya penusukan terhadap suporter bola Indonesia di Negeri Jiran.

"Informasi kasus yang diterima KBRI sampai hari ini adalah kasus pengeroyokan terhadap dua orang WNI di Bukit Bintang pada 18 November 2019," demikian jelas pihak KBRI Kuala Lumpur dalam keterangan tertulisnya.

"Lalu kasus penahanan tiga orang WNI di Stadion Bukit Jalil pada 19 November 2019".

Untuk kasus yang pertama, KBRI telah menyampaikan nota protes kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia yang menyesalkan terjadinya kasus tersebut. KBRI juga meminta otoritas Malaysia mengusut tegas para pelaku.

"KBRI telah bertemu dengan korban pengeroyokan pada 19 November 2019 dan memberikan bantuan pengurusan dokumen dan menerima laporan mereka".

Sementara untuk kasus kedua, KBRI akan mengajukan permohonan untuk memperoleh Akses Konsuler untuk dapat menemui dan mendampingi ketiga orang dimaksud.

"Kepada WNI yang megalami tindak kekerasan terkait pertandingan Indonesia vs Malaysia pada tanggal 19 November 2019, dimohon untuk dapat melaporkannya kepada Pihak Kepolisian Malaysia dan menembuskan laporan dimaksud kepada KBRI untuk dapat kami tindaklanjuti," imbau pihak KBRI Kuala Lumpur. "Demikian, kiranya informasi ini untuk dijadikan perhatian bersama.


RI Tuntut Permintaan Maaf

Ilustrasi bendera Indonesia (Sumber: Pixabay)

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia menuntut permintaan maaf dari pihak Malaysia, baik itu dari Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) ataupun Kemenpora Malaysia.

Desakan itu merupakan buntut dari perilaku brutal suporter Malaysia terhadapi pendukung Timnas Indonesia yang datang ke Stadion Bukit Jalil, Selasa 19 November 2019, dalam lanjutan Pra Piala Dunia 2022. Suporter Timnas Indonesia mendapat pengeroyokan di Bukit Jalil.

Sesmenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan pihaknya bakal melayangkan protes keras kepada pihak Malaysia. Indonesia menuntut permintaan maaf dan kasus tersebut diusut hingga tuntas.

"Kalau FAM tidak tahu (sudah minta maaf atau belum), itu urusan PSSI. Kalau dari pemerintah, kami akan tulis surat soal nota keberatan protes dari Indonesia kepada Malaysia. Suratnya sedang dibuat."

"Intinya, Kemenpora minta kasus ini diusut tuntas. Kemudian ada pejabat Malaysia yang menunjukkan permohonan maaf," tegas Gatot.

Gatot juga berharap, Malaysia harus bersikap ksatria. Kala kerusuhan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 5 September lalu, mantan Menpora Imam Nahrawi langsung meminta maaf atas perilaku buruk Timnas Indonesia.

"Waktu itu, Imam Nahrawi sudah menyampaikan permohonan ma’af kepada Menteri Sukan dan Belia Malaysia Syed Saddiq secara langsung pada tanggal 6 September 2019 pagi di suatu hotel di Jakarta," ujar Gatot. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya