Pertamina Hemat Rp 1,5 Triliun Gara-Gara Gunakan Teknologi

Pertamina memperoleh penghematan triliunan rupiaha atas penerapan digitalisasi dari operasi pencarian hingga penyaluran minyak dan gas bumi (migas)

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Nov 2019, 17:45 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperoleh penghematan triliunan rupiaha atas penerapan digitalisasi dari operasi pencarian hingga penyaluran minyak dan gas bumi (migas).

Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansyuri mengatakan, industri migas membutuhan modal besar dan berisiko besar. Dengan penerapan teknologi digital dapat meminimalisir risiko yang ada, sehingga perushaan bisa mendapatkan penghematan.

‎"Sales Pertamina USD 58 miliar atau Rp 800 triliun, setiap tahun investasi Rp 70 triliun. Kita melakukan operasional USD 50 miliar. Mau tidak mau kami menggunakan teknologi digital dalam kegiatan kita," kata Pahala, saat menjadi pembicara dalamacara Disrupto Society, di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Pahala pun menyebutkan teknologi digital yang digunakan Pertamina untuk mendukung kegiatan bisnis Pertamina dintaranya ‎big data analytics, internet of think dan robotic.

"Big data analytic, melakukan modeling banyak dilakukan konsep hulu, Internet of think bisa diterapkan dalam sektor migas. Penting pengembangan teknologi migas adalah robotic dalam pelaksanaan maintenance pada sektor migas," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hemat hingga Rp 1,5 Triliun

Anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina EP Asset 4 Donggi Matindok Field. Dok Pertamina

Adapun penggunaan teknologi digital tersebut diantaranya pada proses pengadaan dengan membuat program yang menyediakan barang jasa.

Untuk diketahui, dalam satu tahun Pertamina menganggarkan dana Rp 15 sampai 20 triliun untuk pengadaan. Dengan menggunakan teknologi digital dapat menghemat Rp 1,2 sampai1,5 triliun.

"Total potensi efisiensi bisa mencapai Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,5 triliun setiap tahun. Bisa save 10 persen," ujar Pahala.

Penerapan teknologi digital berikutnya yaitu pada ‎analisa perawatan kilang. Upaya ini dilakukan untuk menghindari penghentian operasi kilang di luar rencana. Dari penerapan teknologi digital tersebut, Pertamina bisa menghindari kerugian hingga Rp 35 miliar per hari.

‎"Kilang kita setip harinya memproduksi 1 juta barel per hari minyak outputnya 890 ribu bare per hari BBM. Bayangkan kalau tidak bisa produksi 1 jam saja biayanya besar sekali kalau terjadi unplan shutdown impacnya luar bias, kita hindari dengan menggunakan predictif maintenance," paparnya.

 


Membantu Pengawasan

Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dia mengungkapkan, penerapan teknologi digital juga diterapkan pada kegiatan pencarian migas. Selain itu juga pada proses pengapalan dan penyaluran BBM hingga ke konsumen. Penerapan teknologi digital berfungsi pada pengawasan agar penyaluran bisa berjalan dengan baik.

"Sekarang masing-msing kapal dipasangi GPS berapa lama di satu titik apakah produktif atau tidak, sehingg betul bisa tau, persediaan ada di kapal ini titik pengangkutan ke kilang kalau semakin lama semain tinggi biayanya, kita pengawasan tinggi mengurangi kebocoran dulu 1 persen sekarang dibawah 0,15 persen," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya