Ryamizard: Rusia dan China Kita Teman, Tapi Tidak dengan Ideologinya

Ryamizard mengatakan, tak hanya komunis, seluruh ideologi yang ada di dunia ini selain Pancasila tidak boleh masuk atau tumbuh di Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2019, 09:09 WIB
Menteri Petahanan Ryamizard Ryacudu saat jumpa pers disela Rapim dengan agenda penyampaian refleksi 2018 dan proyeksi 2019 Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2019 di Jakarta, Rabu (16/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menekankan, Indonesia tetap bisa menjalin persahabatan dengan negara manapun termasuk komunis namun tidak untuk ideologinya kalau masuk ke Tanah Air.

"Kalau sama negaranya ya kita teman, sama Rusia teman, China, tapi masuknya ideologi tidak boleh," kata Ryamizard seperti dilansir dari Antara, Sabtu (24/11/2019).

Menurut Ryamizard, mencontohkan bagaimana ideologi komunis pernah dipaksakan. Ketika itu, kata dia, para penganut komunisme melakukan pemberontakan lewat Partai Komunis Indonesia (PKI).

Usai peristiwa berdarah itu, PKI kemudian dilarang di Indonesia sejak masa Orde Baru berkuasa sampai sekarang.

Ryamizard mengatakan, tak hanya komunis, seluruh ideologi yang ada di dunia ini selain Pancasila tidak boleh masuk atau tumbuh di Tanah Air.

"Begitu juga dengan ideologi liberal dan lain-lain, kita tetap Pancasila, Pancasila dan NKRI itu sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi, harga mati," ucap Ryamizard.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tidak Latah

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ryamizard mengingatkan, agar rakyat tidak latah dengan ideologi dan cara hidup negara lain, hal itu akan membahayakan ideologi Pancasila.

Sejarah pemberontakan PKI harus dijadikan pengingat berbahayanya ideologi selain Pancasila tumbuh di Indonesia.

"Dan sebagai generasi penerus dengan bedah buku ini diharapkan kita dapat lebih memahami tentang sejarah bangsa, dan tidak mudah termakan oleh berita hoaks yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya