Timnas Indonesia U-22 Punya 3 Motor Serangan di SEA Games 2019

Timnas Indonesia U-22 memiliki stok melimpah di pos gelandang. Simak ulasan berikut ini, menjelang laga perdana di SEA Games 2019.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 24 Nov 2019, 17:15 WIB
Gelandang Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. (Bola.com/Dody Iryawan)

Manila - Lini tengah merupakan nyawa dari permainan setiap tim, tidak terkecuali bagi Timnas Indonesia U-22. Di SEA Games 2019 Filipina, stok gelandang tim berjulukan Garuda Muda ini melimpah.

Timnas Indonesia U-22 tergabung di Grup B SEA Games 2019. Garuda Muda akan menghadapi Vietnam, Thailand, Laos, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Berbulan-bulan, pelatih Indra Sjafri menggembleng Timnas Indonesia U-22 melalui pemusatan latihan (training centre). Tujuannya hanya satu, yakni engakhiri puasa medali emas.

Sepanjang keikutsertaan di SEA Games, Indonesia baru merebut dua medali emas, yakni pada edisi 1987 dan 1991. Itu berarti, sudah 28 tahun Indonesia tak meraih medali emas dari cabang sepak bola.

Selama TC dan sejumlah uji coba, Indra Sjafri mematangkan formasi 4-2-3-1. Indra mencoba beberapa pemain yang mengisi lima pos gelandang.

Namun, tiga pemain ini akan menjadi motor serangan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. Berikut ulasannya:


Evan Dimas

Gelandang Timnas Indonesia, Evan Dimas, adu skill dengan pemain Thailand dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang dihelat di SUGBK, Selasa (10/9/2019). Tim Merah-Putih kalah 0-3. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Evan Dimas Darmono bersama Zulfiandi menjadi pemain senior Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. Pemain berusia 24 tahun itu diyakini bakal berperan sebagai motor serangan Garuda Muda.

Evan dapat diplot sebagai gelandang box to box yang menemani pemain jangkar atau dipasang sebagai playmaker untuk menopang striker tunggal. Pengalaman serta kualitasnya akan sangat membantu Timnas Indonesia U-22 dalam mengendalikan permainan.

Evan punya sentuhan magis. Ia dikaruniai keahlian dalam menggiring bola. Selain itu, umpan pendek dan panjangnya juga di atas rata-rata. Maka, ia layak berperan sebagai jenderal lapangan tengah Timnas Indonesia U-22.


Egy Maulana Vikri

Gelandang Indonesia, Egy Maulana Vikri, saat melawan Yordania pada laga persahabatan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Sabtu (13/10/2018). Indonesia menang 3-2 atas Yordania. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Belakangan, peran Egy Maulana Vikri berubah. Ia tak lagi menjadi pengatur serangan. Kini, Egy kerap bermain melebar, terutama di pos sayap kanan.

Kekuatan kaki kirinya membuat Egy lebih nyaman bermain sebagai gelandang sayap kanan. Ia dapat meliuk ke dalam maupun sisi lapangan. Pemain berusia 19 tahun ini pun punya modal untuk melewati bek lawan berkat keahliannya menggocek bola.

Selain melalui Evan, poros serangan Timnas Indonesia U-22 sering mampir di kaki Egy. Sebab, pemain Lechia Gdansk ini bisa memancing lebih dari satu pemain lawan untuk menjaganya.


Syahrian Abimanyu

Gelandang Timnas Indonesia, Syahrian Abimanyu, saat melawan China pada laga PSSI 88th U-19 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Selasa (25/9/2018). Indonesia kalah 0-3 dari China. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Syahrian Abimanyu adalah seorang jenderal lapangan tengah sejati. Perannya tidak terlalu jauh ke depan. Cukup bermain di tengah sebagai pengalir bola, Abimanyu akan menikmati perannya.

Sayang, posisi Abi, panggilannya, mirip dengan Evan. Keduanya tidak dapat bertandem di lini tengah, kecuali Evan didorong menjadi playmaker. Kualitas Abi pun terlalu mubazir untuk dilewatkan di bangku cadangan.

Abi punya kelebihan dalam umpan pendek dan panjang. Tusukannya di lini tengah pun berbahaya. Selain itu, gelandang Madura United ini juga ngotot saat merebut bola.

  

Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Wiwig Prayugi, Published 24/11/2019)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya