Arsul Sani: Tidak Ada Potongan Jadi Ketum PPP, Paling Top Sekjen

PPP segera menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) untuk memilih ketua umum pada 14-16 Desember 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2019, 14:35 WIB
Sekjen PPP, Arsul Sani. (Merdeka.com/Hari Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) segera menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) untuk memilih ketua umum pada 14-16 Desember 2019. Salah satu nama kader yang masuk di bursa ketum PPP adalah Sekretaris Jenderal Arsul Sani.

"Saya? Jadi ketua umum? Kayaknya saya enggak ada potongan untuk jadi ketua umum PPP. Itu sudah ya paling top nya itu jadi sekjen kayaknya," kata Arsul di Kawasan Jakarta Pusat, Minggu (24/11/2019).

Sebelumnya, Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa 19 November 2019 mengatakan, sudah ada beberapa nama yang disiapkan untuk maju dalam pemilihan ketua umum. Mulai dari Suharso Monoarfa, Arsul Sani, Akhmad Muqowam, Amir Uskara, dan Margiono.

Baidowi mengatakan, pemilihan ketua umum PPP bisa saja dilakukan secara musyawarah mufakat. Namun, jika tidak bisa mencapai kesepakatan, maka akan ditempuh mekanisme voting.

"Prinsip pemilihan itu satu musyawarah mufakat, kalau tidak tercapai lalu pemilihan kalau lihat spiritnya sepertinya musyawarah mufakat bisa jadi salah satu opsi, tapi tidak menutup opsi lain karena sama-sama legal dan konstitusional," ucap Wasekjen PPP ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pengurus Milenial

Sekjen PPP kubu Romahurmuziy (Romi) Arsul Sani menyerahkan berkas ke anggota Komisioner KPU, Hasyim Ashari di Kantor KPU RI, Jakarta, Sabtu (14/10). PPP kubu Romi mengantar berkas pendaftaran peserta Pemilihan Umum 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Arsul menjelaskan tidak menutup kemungkinan pengganti dari Romahurmuziy adalah kaum milenial. Dia menjelaskan mulai dari Suharso Monoarfa, Arsul Sani, Akhmad Muqowam, Amir Uskara dan Margiono pun terdapat dalam bursa tersebut.

"Ya tidak tertutup kemungkinan ya," kata Arsul.

Walaupun nantinya tidak ada milenial yang menduduki kursi ketua. Tetapi dia berharap milenial bisa jadi bagian dari PPP.

"Paling tidak kalau pun tidak ketua umum nya milenial, pengurusnya harus sebanyak milenial dan perempuan. Kita jangan kalah sama Pak Jokowi," ungkap Arsul.

 

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya