Liputan6.com, Jakarta - Raden Ayu Silvia Dina Kurnia Sari merupakan salah seorang wanita pebisnis sukses di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Namun, sebelum berhasil menjadi pebisnis sukses, banyak perjalanan yang harus dilewati Dina. Menurut dia, banyak lika-liku kehidupan yang harus dijalani sepanjang membangun bisnis hingga sukses seperti sekarang.
Advertisement
Dina pun membagikan kisahnya yang menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam perjalanan bisnisnya. Bahkan, ia pernah menjadi korban penipuan dan mengalami kerugian seperti kehilangan uang dan mobil.
"Banyak tantangan yang harus dihadapi, beberapa di antaranya cukup sulit, seperti ketika saya pernah ditipu orang dan mengalami kerugian finansial. Selain itu, dalam bisnis, terdapat naik turun yang harus dihadapi. Selain itu, wabah seperti Covid-19 juga berdampak pada bisnis jasa yang saya jalani," ujar Dina melalui keterangan tertulis, Minggu (18/6/2023).
Lalu pada 2018, Dina bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) HIPMI Palembang. Setelah melihat kegigihannya, kemudian ditunjuk sebagai Ketua Bidang 9 HIPMI Sumatera Selatan.
"Saat Musda Provinsi, saya dipilih untuk mewakili provinsi karena ketua melihat kemampuan dan kompetensi saya dalam membantu HIPMI Sumsel di wilayah yang lebih luas dan diberikan posisi sebagai Ketua Bidang 9," ucap Dina.
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Dina sempat mencari pekerjaan dan mendapatkan gaji sebesar Rp500 ribu per bulan. Namun, ia merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya. Akhirnya, Dina membuka bisnis kecantikan pada 2010.
"Awalnya, saya mulai dengan menawarkan jasa make-up dan menjual vitamin-vitamin diet di salon sebagai sumber pendapatan tambahan. Kemudian, pada tahun 2010, saya memutuskan untuk membuka salon dan spa di sebuah hotel melalui kerja sama," cerita Dina.
Perjalanan yang Tak Mudah
Bagi Dina yang sekarang menjadi single parent, menjalankan bisnis juga tidaklah mudah. Namun, kini telah berhasil memiliki bisnis salon dan spa bernama Princess Spa-Royal Heritage.
Selain itu, ia juga memiliki pusat pelatihan bernama D'qualita Training Centre dan menjadi vendor PT Silvia Karya Indonesia yang menyediakan tenaga kerja kebersihan untuk beberapa hotel dan pusat perbelanjaan di Kota Palembang.
"Saya juga menjadi penyedia tenaga kerja untuk orang-orang yang ingin bekerja di tempat-tempat yang membutuhkan jasa mereka, atau dengan kata lain, saya berperan sebagai vendor. Jumlah orang yang saya kelola saat itu mencapai 280 orang. Selain itu, saya juga menyediakan tim cleaning service untuk beberapa mal di Palembang," kata Dina.
Ketekunan Dina dibidang bisnis, membuat cucu dari Wali Kota pertama Palembang ini juga ingin mengembangkan keahliannya. Ia pun kini mulai giat dengan membuat konten di sosial media terkait bisnisnya agar lebih dikenal dan bisa membuka cabang lebih banyak diberbagai di kota di Indonesia.
"Bisnis sekarang sepertinya tidak afdhol kalau tidak dibuatkan konten, karena sepertinya berpengaruh untuk income juga, jadi ya kayanya sudah wajib aja gitu, supaya orang yang jauh bisa liat aktivitas kita," terang dia.
Advertisement
Berhasil Bangkitkan Perekonomian
Dina yang lahir di Palembang 9 September 1991 ini, berpisah dengan suaminya sejak 2014. Sejak saat itu, Dina berjuang dengan keras untuk memenuhi kebutuhan kedua anaknya.
"Di kalangan kami, ada ungkapan 'tidak bekerja berarti tidak makan'. Jadi, saya harus berjuang untuk anak-anak saya. Saya juga bangun lebih awal dan membiasakan diri untuk melakukan sholat Tahajud, memohon agar menjadi kaya dan mendapat berkah," kata dia.
Dengan memiliki perusahaannya sendiri, Dina kini mampu meningkatkan perekonomian keluarganya. Dia juga memiliki cita-cita untuk membangun sebuah masjid di sebelah rumahnya.
Dina juga menyatakan bahwa bisnis yang dibangunnya bertujuan untuk membuka lapangan kerja dan mendukung perekonomian masyarakat sekitar.
"Dalam dunia usaha, ada pasang surut. Oleh karena itu, kami harus memperhatikan omset yang dicapai dan bagaimana cara menjaga dan memperhatikan karyawan. Karena banyak orang yang bergantung pada usaha kita untuk mencari nafkah. Itulah yang membuat saya tetap semangat, karena banyak orang yang akan kehilangan mata pencaharian jika kita menyerah dengan usaha kita," tutup Dina.