Starter XI Terburuk Liverpool dalam Satu Dekade Terakhir

Meski bersinar dalam dua musim terakhir, Liverpool memiliki sejumlah pemain yang minim kontribusi.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 24 Nov 2019, 20:45 WIB
Stadion Anfield, Liverpool. | via: theasiankop.com

Jakarta - Liverpool tengah memuncaki klasemen Premier League 2019/2020. Klub Merseyside itu melakukannya setelah memenangkan Liga Champions musim lalu.

Namun, sebelum Jurgen Klopp menduduki kursi manajer pada 2015, Liverpool melalui perjalanan yang sulit. Mereka seperti bersembunyi di balik bayangan hampir dalam satu dekade terakhir. 

Liverpool hanya jadi penonton ketika tim-tim pesaingnya menjadi juara, seperti Chelsea, Manchester United dan Manchester City. 

The Reds mengalami masa sulit terutama di era Roy Hodgson, Kenny Dalglish, dan Brendan Rodgers. Klub Merseyside Merah itu kerap menurunkan pemain yang sebenarnya levelnya tidak ideal untuk bersaing dalam pacuan gelar Premier League. 

Mengingat dekade ini segera berakhir dan berganti dengan dekade baru, maka saatnya memilih skuat terburuk Liverpool. Berikut ini starting XI terburuk The Reds dalam 10 tahun terakhir, seperti dilansir Give Me Sport


Kiper: Adam Bogdan

Adam Bogdan menjadi pemain baru Liverpool. (dok)

Adam Bogdan membuat blunder fatal hanya pada tiga menit awal debutnya di Liverpool dan nasib buruknya kemudian berlanjut. 

Dua hanya tampil enam kali untuk The Reds dalam periode 2015-2019. Namun, jelas Bogdan memang tidak pernah memenuhi standar ideal menjadi kiper Liverpool. 

 


Bek Kanan: Phillipp Degen

Philipp Degen. (AFP/Fabrice Coffrini)

Degen sebenarnya direkrut pada 2008, tapi baru benar-benar dimainkan pada awal dekade ini. Dia tak terlalu buruk dalam menyerang, tapi sangat labil saat menjaga pertahanan. 

 


Bek Tengah: Danny Wilson

Danny Wilson (dua dari kiri) saat memperkuat Liverpool. (AFP/Andrew Yates)

Danny Wilson direkrut Liverpool dari Rangers pada 2010 dengan transfer senilai 5 juta pounds (Rp90,5 miliar). Sejak berkostum Liverpool, dia gagal memenuhi harapan tinggi fans. 

Dia secara resmi meninggalkan Anfield pada 2013 setelah hanya bermain sembilan kali untuk The Reds. 

 


Bek Tengah: Sebastian Coates

Sebastian Coates - Bek asal Uruguay ini datang ke Anfield dengan label pemain muda terbaik Copa America 2011. Namun sayang bersama The Reds, dirinya gagal bersinar seperti kompatriotnya, Luis Suarez. (EPA/Andy Rain)

Sebastian Coates kini menjadi bek apik di Sporting Lisbon. Tapi, dia gagal unjuk kebolehan pada awal-awal kariernya di Liverpool. 

Digaet dengan kontrak senilai 7 juta pounds (Rp126,8 miliar) pada 2011, dia hanya tampil dalam 24 pertandingan untuk The Reds selama lima tahun kiprahnya di Anfield. 

 


Bek Kiri: Paul Konchesky

Paul Konchesky. (Dok)

Konchesky benar-benar mengalami mimpi buruk di Liverpool. Dia didatangkan dengan banderol 4 juta pounds (Rp72,4 miliar) pada 2010 ke Anfield. 

Tapi, dia tak pernah benar-benar naik level dari Fulham ke Liverpool. Setelah tampil 19 kali bersama The Reds, Konchesky dipinjamkan ke tim Championship, Nottingham Forest, hanya lima bulan setelah bergabung. Nottingham Forest kemudian mengikatnya secara permain tak lama berselang. 

 


Sayap Kanan: Lazar Markovic

Lazar Markovic. (AFP/Adrian Dennis)

Markovic merupakan salah satu pemain sayap paling menjanjikan ketika The Reds menggaetnya dari Benfica dengan banderol 20 juta pounds (Rp362 miliar) pada 2014. 

Tapi, dia benar-benar tampil buruk. Dia hanya mencetak 3 gol dalam 34 laga pada musim pertamanya di Anfield. Setelah itu, dia tak pernah lagi diturunkan. 

Liverpool terus berusaha menjualnya secara permanen selama bertahun-tahun, tapi sulit menemukan pembeli. Dia akhirnya meninggalkan klub pada awal Januari 2019. 

 


Gelandang Tengah: Charlie Adam

Charlie Adam. (Dok)

Charlie Adam menikmati tampil brilian bersama Blackpool pada musim 2010-2011. Liverpool menjadi yakin memboyongnya dengan merogoh kocek 6,75 juta pounds (Rp121,3 miliar) 

Ternyata, keyakinan Liverpool salah. Adam tampil 37 laga untuk Liverpool, hanya mencetak dua gol. Dia hanya bertahan di Anfield setahun, kemudian dijual ke Stoke City. 

 


Gelandang Tengah: Christian Poulsen

Christian Poulsen. (AFP/ Thomas Coex)

Jika dilihat lagi, fakta Liverpool mau mengeluarkan 4,5 juta pounds (Rp81,5 miliar) untuk Christian Poulsen pada 2010 benar-benar menggelikan. 

Dia hanya turun dalam 12 pertandingan Premier League selama setahun di Liverpool. Dia bahkan kalah bersaing dengan Jay Spearing. 

 


Bek Kiri: Milan Jovanovic

Milan Jovanovic. (AFP/Paul Ellis)

Pemain asal Serbia ini datang ke Liverpool dengan status bebas transfer pada 2010. Ternyata, penampilan Jovanovic jauh dari harapan. 

Dia hanya mencetak dua gol dalam 18 laga untuk The Reds. Setahun berselang dia dilepas ke Anderlecht. 

He scored twice in 18 appearances in his one season at Liverpool.


Striker: Fabio Borini

Fabio Borini. (Dok)

Fabio Borini datang ke Liverpool pada 2013. Penampilannya benar-benar mengecewakan. Dia hanya mencetak tiga gol dalam 38 pertandingan selama tiga musim di Anfield. 

Torehan tersebut sangat buruk untuk pemain yang dibeli dengan harga 10,5 juta pounds (Rp190,2 miliar). 

 


Striker: Mario Balotelli

Penyerang Liverpool Mario Balotelli (AFP / OLI SCARFF)

Brendan Rodgers merogoh kocek senilai 18 juta pounds untuk mendatangkan Mario Balotelli pada 2014. Pemain Italia itu diplot untuk menggantikan Luis Suarez. 

Ternyata, kehadiran Balotelli malah berisko dan menjadi bumerang. Balotelli hanya bertahan dua musim di Anfield, dengan cuma menyumbangkan empat gol. 

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Yus Mei Sawitri/Editor: Yus Mei Sawitri, published 23/11/2019)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya