Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan transportasi publik di DKI Jakarta yang signifikan turut didukung dengan modernisasi sistem pembayaran secara nontunai. Hal ini yang coba disasar oleh Bank DKI.
“Sejalan dengan perkembangan zaman, Bank DKI menyadari masyarakat Jakarta membutuhkan layanan yang cepat dan praktis dengan produk JakCard dan JakLingko,” ungkap Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (25/11/2019).
Herry menjelaskan, saat ini JakCard dan JakLingko Bank DKI dapat dipergunakan untuk alat pembayaran transportasi publik yaitu, Transjakarta termasuk Trans Mikro, MRT Jakarta dan Railink Kereta Bandara Soekarno Hatta serta LRT Jakarta yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
Baca Juga
Advertisement
Dia juga menambahkan, penerapan transaksi nontunai di transportasi public merupakan bentuk dukungan Bank DKI terhadap program kerja Pemprov DKI Jakarta yang mendorong penggunaan transportasi publik di DKI Jakarta dan mewujudkan less cash society.
Jakcard dan Jaklingko bisa didapatkan dan melakukan ulang di halte Transjakarta, Monumen Nasional, dan Taman Margasatwa Ragunan. Selain itu untuk mempermudah pengisian ulang Jakcard dan Jaklingko kapan saja dan dimana saja dapat dilakukan melalui Near Field Communication (NFC) JakOne Mobile.
Cara isi ulang dengan NFC JakOne Mobile cukup mudah dimana pengguna memilih menu Isi Ulang JakCard kemudia memilih opsi Cek atau Perbaharui Saldo. Setelah itu pengguna cukup menempelkan JakCard di bagian belakang smartphone yang sudah memiliki fitur NFC.
Jakcard dari Bank DKI juga dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran tempat rekreasi yang ada di DKI Jakarta seperti, Monumen Nasional, Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol dan beberapa Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik yang berlokasi di Kota Tua.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
NPL Membaik, Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 25 Persen
Di tengah melambatnya pertumbuhan kredit dan peningkatan rasio kredit bermasalah Perbankan Nasional, Bank DKI tetap dapat membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 30,9 triliun per September 2019. Hal ini juga diimbangi dengan perbaikankualitas aset.
Direktur Utama Bank DKI, Zainuddin Mappa menjelaskan, Bank DKI memilih untuk fokus pada perbaikan kualitas aset. Hal ini ditandai dengan membaiknya rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan dari 3,19 persen per September 2018 menjadi 2,65 persen per September 2019.
Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.
“Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan pemisahan tugas yang jelas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perkreditan," tambah Zainuddin Mappa.
Bank DKI juga mulai menggarap segmen UMKM yang merupakan sektor ekonomiyang prospektif dan aman serta dalam rangka mendukung program kerja Pemprov DKI Jakarta.
Per September 2019, Bank DKI telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp 1,4 triliun atau meningkat 25,2 persen dibandingkan periode September 2018 sebesar Rp 1,1 triliun.
Advertisement
Penyaluran Kredit
Secara rinci, Zainuddin Mappa menyatakan, pertumbuhan kredit UMKM ditopang oleh tumbuhnya penyaluran kredit mikro dan usaha kecil.
Kredit mikro Bank DKI mengalami pertumbuhan sebesar 32,0 persen dari Rp 663 miliar per September 2018 menjadi Rp 875 miliar per September 2019. Kredit Usaha Kecil tumbuh 11,5 persen dari Rp 410 miliar per September 2018 menjadi Rp 457 per September 2019.
Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh berbagai program percepatan penyaluran kredit UMKM yang telah dan akan terus dilakukan termasuk ekspansi jaringan kantor Bank DKI di pasar-pasar DKI Jakarta dan sekitarnya.
Sampai dengan saat ini, total kantor Bank DKI yang ada di pasar sebanyak 92 kantor layanan daritotal 295 Kantor Layanan yang dimiliki Bank DKI.
Dana Pihak Ketiga Bank DKI per September 2019 tercatat sebesar Rp 38,7 triliun didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 12 persen sebesar Rp 8,3 triliun per September 2019 dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 7,4 triliun.
Per September 2019, total Aset Bank DKI tercatat sebesar Rp 50,2 triliun atau meningkat 2,9 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 48,8 triliun. Berbagai aktivitas bisnisyang dilakukan tersebut telah mendorong pencapaian laba sampai dengan September 2019 sebesar Rp 584,3 miliar atau meningkat 3,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 563,0 miliar.