Liputan6.com, Hong Kong - Pemilihan umum (pemilu) dewan distrik di Hong Kong memberikan hasil positif bagi kubu pro-Demokrasi yang memenangkan 278 kursi. Pemilu yang berlangsung pada Minggu 24 November 2019 berjalan damai meski belakangan ini Hong Kong dilanda protes massal.
Menurut laporan BBC, Senin (25/11/2019), ada total 452 kursi dewan distrik yang diperebutkan. Hasil sejauh ini, kelompok pro-Beijing hanya memenangkan 42 kursi.
Baca Juga
Advertisement
Hasil tersebut mengejutkan kelompok pro-Beijing, karena pemilu level distrik ini diharapkan bisa menunjukan bahwa banyak "silent majority" yang mendukung pemerintah dan kelompok pro-Beijing. Mereka pun dikagetkan hasil yang mengecewakan.
"Langit dan bumi sudah terbalik," ujar Junius Ho. Pria itu merupakan politikus pro-Beijing yang kontroversial dan kalah di pemilu Hong Kong.
Sebaliknya, para kubu pro-demokrasi justru memetik hasil manis dari pemilu ini. Salah satunya Jimmy Sham yang memimpin Civil Human Rights Front. Ia diketahui mengorganisir massa untuk melakukan protes.
Kedua orang itu juga sama-sama pernah menjadi korban kerusuhan. Junius Ho awal bulan ini ditusuk oleh orang yang menyamar menjadi pendukungnya. Jimmy Sham juga dua kali diserang dan pertengahan Oktober lalu dihantam dengan sebuah palu.
Meski kubunya kalah, Chief Executive Hong Kong Carrie Lam yang pro-Beijing mengaku senang bahwa pemilu bisa berlangsung secara damai.
"Di hadapan situasi yang luar biasa menantang ini, saya dengan bahagia menyampaikan kita memiliki lingkungan yang tenang dan damai untuk pemilu hari ini," ujar Carrie Lam.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Joshua Wong Gembira
Kabar gembira lain muncul bagi tokoh demokrasi Hong Kong, Joshua Wong. Pria 23 tahun itu dilarang untuk ikut pemilu distrik, namun penggantinya justru menang, yakni Kelvin Lam.
Joshua Wong pun sudah menunjukan bahwa kubu oposisi sedang menang. Komunitas internasional pun diminta memerhatikan ini.
"Hasil awal menunjukan kemenangan besar bagi kubu oposisi. Warga Hong Kong sudah berbicara denagn lantang dan jelas. Komunitas internasional harus mengakui bahwa hampir dalam enam bulan, opini publik tidak menentang pergerakan ini," ujar Joshua via Twitter pada Minggu kemarin.
Kubu pro-Beijing menyindir pemerintahan Carrie Lam bertanggung jawab atas kekalahan ini, pasalnya sebelumnya kubu pro-Beijing berkuasa di level distrik.
"Di masa kampanye, para kandidat pro-pemerintah telah diperlakukan dengan tidak adil. Hal ini alasan yang sangat penting," ujar Alice Mak yang dikalahkan kubu pro-demokrasi.
Advertisement
Bersejarah
Anggota dewan distrik tidak memiliki kekuatan politik dan berfungsi mengurus administrasi distrik. Ada 4,1 juta orang mendaftar untuk memilih dan 2,9 juta orang ikut memilih.
Angka 2,9 juta pemili itu setara 71,2 persen. Terdapat pertumbuhan pesat dari pemilu distrik tahun ini dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya diikuti 47 persen pemilih.
Banyaknya yang ikut memilih juga dirayakan oleh tokoh kubu pro-Demokrasi. Joshua Wong menyebut hasil tersebut "bersejarah."
Meski yang mereka pilih tidak punya kekuatan politik signifikan, pemilu ini turut menjadi ajang menunjukan sikap terhadap cara Carrie Lam menangani krisis Hong Kong yang dimulai akibat kontroversi RUU Ekstradisi.