IPO, Unicharm Incar Dana Rp 1,2 Triliun

Unicharm menargetkan pencatatan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) terjadi pada 20 Desember.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2019, 14:10 WIB
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk (Unicharm), yang bergerak di bidang produksi peralatan bayi, pembalut wanita, dan popok dewasa menggelar paparan publik dalam rangka penawaran umum saham perdana atau IPO. Bertindak sebagai pelaksana emisi efek, PT Sinarmas Sekuritas.

President Director PT Uni-Charm Indonesia, Yuji Ishi, mengatakan bahwa jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 831 juta saham. "Atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana," kata dia, di Ritz-Carlton Pacifik Place, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Rencana IPO ini, jelas dia, sudah ada sejak setahun sebelumnya. Meskipun situasi pasar saham belakangan sedang tertekan, dia optimistis saham yang dilepas Uni-Charm akan tetap terserap.

Sebab, ungkap dia, Uni-Charm tak hanya mengandalkan investor di dalam negeri, melainkan juga investor dari luar negeri.

Menurut dia, melalui IPO, pihaknya akan meningkatkan kapasitas produksi ke depan. Juga mendapat dana dengan biaya yang lebih terjangkau daripada pinjaman dari perbankan.

Sementara Associate Director PT Sinarmas Sekuritas, Datin Rafidah Mahadi mengatakan, harga penawaran umum perdana saham Uni-Charm dipatok mulai dari Rp 1.400 hingga 1.800 per saham dengan valuasi price to earnings ratio (PE) di level 12,4 kali hingga 16 kali.

"Dengan demikian, raihan dana IPO yang ditargetkan sebesar Rp 1,2 triliun," ujar dia.

 


Penggunaan Dana

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dana yang dikumpulkan bakal digunakan antara lain, 64,6 persen kebutuhan belanja modal, 20,6 persen untuk pembayaran utang, dan 14,8 persen untuk modal kerja.

Dalam prospektus yang disampaikan perseroan, masa penawaran awal dijadwalkan berlangsung mulai 25 November sampai 3 Desember 2019. Masa penawaran umum akan berlangsung 12 dan 13 Desember 2019.

Sedangkan, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan terjadi pada tanggal 20 Desember yang akan datang.

 Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya