Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk delapan staf khusus untuk membantu kerjanya. Berbeda dengan Presiden Joko Widodo yang merektur stafsusnya pekan lalu, Ma'ruf tidak menggandeng milenial.
Menurut Juru bicara Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, perekrutan tersebut agar terbagi semua elemen masyarakat dan mengakomodasi kolonial.
Advertisement
"Maka itu kan juga yang penting dari berbagai komponen kemasyarakatan lengkap, dari berbagai lapisan sosial ya, apakah dari milenial atau kolonial saya kira sama lah. Rupa-rupanya karena kiai ini dari generasi kolonial ya banyak yang kolonial lah," kata Masduki di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Senin (25/11/2019).
Dia mengatakan walaupun tidak ada keterwakilan milenial pada stafsus Ma'ruf, hal tersebut tak akan mengurangi kinerja para stafsus.
"Tapi itu tidak mengurangi terhadap kompetensi dan keahlian masing-masing," ungkap Masduki.
Begitupun kata dia terkait kalangan ormas yang ada dijajaran stafsus Ma'ruf. Menurut dia, penunjukan tersebut agar menggandeng banyak pihak. Tidak hanya pihak PBNU saja, juga terlihat sosok dari MUI yaitu Lukmanul Hakim.
"Ada yang dari PBNU, ada yang dari MUI, ada Pak Satya Adinanta orang UI, juga ada Bapak Nasir. Saya kira orang yang cukup profesional di bidang pendidikan," ungkap Masduki.
Tidak hanya ormas Islam saja yang dilihat Ma'ruf Amin. Menurut Masduki latar belakang dari mereka juga harus dilihat dan diperhitungkan.
"Kalau semata-mata dia mempunyai latar belakang ormas Islam saja saya kira tidak akan diterima oleh Wapres. Tapi yang harus dihitung yag lain. Keprofesionalannya itu dihitung dari latar belakang yang lain," jelas Masduki.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Stafsus Jokowi
Sebelumnya, Prediden Jokowi secara resmi memilih tujuh orang dari kalangan milenial yang dipercaya sebagai staf khususnya. Presiden Jokowi berharap mereka dapat menjadi teman dalam bertukar pikiran ide dan gagasan yang out of the box bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Tujuh orang stafsus tersebut yaitu Adamas Belva Syah Devara (29) Founder dan CEO Ruang Guru, Putri Tanjung (23) Founder dan CEO Creativepreneur, Andi Taufan Garuda Putra (32) Founder dan CEO Amartha, Ayu Kartika Dewi (36) Pendiri Gerakan Sabang-Merauke.
Selain itu, Gracia Billy Mambrasar (31) Pendiri Yayasan Kitong Bisa dan Duta Pembangunan Berkelanjutan Indonesia, Angkie Yudistia (32) Pendiri Thisable Enterprise dan Aminuddin Maruf (33) Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement