Liputan6.com, Jakarta - Huawei akhirnya resmi mengumumkan perangkat tablet terbarunya, yakni MatePad Pro. Peluncuran tablet itu dilakukan di sebuah event yang digelar di Shanghai, Tiongkok.
Dikutip dari GSM Arena, Selasa (26/11/2019), MatePad Pro merupakan tablet premium yang memang disandingkan untuk bersaing dengan iPad Pro atau Samsung Galaxy Tab S6.
MatePad Pro memiliki layar AMOLED berukuran 10,8 inci. Huawei mengatakan bezel tablet ini cukup tipis, sebab memiliki screen to body ratio mencapai 90 persen.
Baca Juga
Advertisement
Mengingat perangkat ini merupakan kelas premium, Huawei membekalinya dengan chipset Kirin 990 yang dipadukan RAM 6GB/8GB dan ROM 128GB/256GB. Tablet ini hadir dengan opsi Wi-Fi only dan LTE.
MatePad Pro memiliki kamera depan beresolusi 8MP bergaya punch hole dan kamera belakang 13MP. Tablet ini ditopang baterai berkapasitas 7.250mAh yang sudah mendukung Huawei SuperCharge 40W, 15W wireless charging, dan 7,5W reverse wireless charging.
Software MatePad Pro
Beralih ke software, Huawei membekali tablet ini dengan EMUI 10 berbasis Android 10. Namun seperti produk Huawei anyar lainnya, tablet ini tidak dilengkapi dengan Google Mobile Services.
MatePad Pro hadir dengan kemampun untuk mengubah tampilan tablet layaknya desktop dan fungsi multi-window. Hadir dengan empat speaker, Huawei turut menyertakan stylu M-Pen.
Tablet ini dibanderol mulai 3.299 yuan (Rp 6,6 juta) untuk versi Wi-Fi only, sedangkan versi LTE dijual mulai 3.799 yuan (Rp 7,6 juta).
Penjualan resmi MatePad Pro dilakukan di Tiongkok pada 12 Desember, tapi Huawei belum mengungkap informasi soal kehadirannya untuk pasar global.
Advertisement
Huawei Mate 30 Pro Meluncur di Indonesia Rp 12,4 Juta tanpa Google
Sebelumnya, Huawei akhirnya menghadirkan flagship smartphone terbaru, Mate 30 Pro, di Indonesia. Sama seperti ketika diumumkan pertama kali pada September lalu, Mate 30 Pro juga hadir di Indonesia tanpa Google Mobile Service (GMS) termasuk Play Store, Maps, dan Chrome.
Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group, Lo Khing Seng, optimistis Mate 30 Pro akan diterima oleh konsumen Indonesia. Terlebih lagi, katanya, jumlah yang sudah mendaftar untuk membeli smartphone tersebut sudah mencapai 6.500.
"Kami berharap penjualannya tidak menurun dari Mate 20. Konsumen yang sudah mendaftar untuk membelinya juga cukup banyak," ungkap Lo Khing Seng dalam acara pengumuman Mate 30 Pro di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
"Saat pre-order, kami akan memberikan brief (pengarahan) kepada konsumen yang mau membeli. Kami akan jujur ke mereka tentang kondisinya, dan solusi yang kami berikan," ungkap Lo, di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Untuk membuat penjualan Huawei Mate 30 Pro berjalan lancar, perusahaan hanya akan menjualnya melalui jalur penjualan offline, termasuk di Huawei Experience Store Taman Anggrek Jakarta dan sejumlah toko Erafone.
"Saat ini kami tidak jual ke semua kanal penjualan, tapi kami pilih yang bisa memberikan penjelasan ke konsumen. Promotor kami (di kanal penjualan offline) akan memberikan penjelasan secara langsung kepada para konsumen," sambung Lo Khing Seng.
Seperti diketahui, Huawei masuk ke dalam daftar hitam perdagangan Amerika Serikat (AS), sehingga tidak bisa menggunakan produk-produk buatan negara tersebut. Salah satu dampaknya, Huawei tidak bisa memasang aplikasi utama Google termasuk Play Store di seri Mate 30.
Ketiadaan layanan Google membuat ekosistem aplikasi Android di Mate 30 menjadi terbatas. Untuk mengatasinya, Huawei saat ini bergantung pada Huawei Mobile Services (HMS). Sebagai pegganti Play Store, pengguna Mate 30 bisa mengunduh layanan Android dari dari toko aplikasi Huawei, AppGallery.
Upaya Huawei Perkuat Ekosistem
Lo Khing Seng mengakui bukan pekerjaan mudah untuk mengubah kebiasaan konsumen, yang biasanya bergantung pada Play Store menjadi ke AppGallery. Namun, Huawei akan berusaha keras agar bisa mengurangi ketergantungan tersebut, dan membuat konsumen menjadi terbiasa.
Huawei, katanya, akan terus menambah jumlah aplikasi di AppGallery. Sebelumnya pada September lalu, dilaporkan ada 45 ribu aplikasi terintegrasi dengan HMS.
Dalam waktu dua bulan mendatang, Huawei berencana menghadirkan 72 aplikasi lokal populer yang sering digunakan. "Kami akan terus menambah aplikasi di ekosistem kami, termasuk aplikasi-aplikasi lokal yang populer di sini," tutur Lo Khing Seng.
Advertisement
AppGallery di Mate 30 Pro
Sama seperti Play Store, AppGallery memiliki beragam kategori aplikasi. Beberapa di antaranya adalah Games, Business, Education, Finance, Photography, dan Kids. Selain AppGaller, layanan lain HMS adalah Huawei Browser dan Huawei Video.
Ditambahkan Training Director Huawei Consumer Business Group Indonesia, Edy Supartono, untuk aplikasi Android yang belum ada di AppGallery, konsumen bisa mengunduh dari toko aplikasi pihak ketiga. Menurutnya, sistem Huawei akan memastikan keamanan dari aplikasi tersebut.
Aplikasi populer Android yang belum ada di AppGallery antara lain Instagram, Facebook, WhatsApp. Di sisi lain, beberapa aplikasi lokal populer yang sudah tersedia yaitu Gojek, serta layanan e-commerce Tokopedia, dan Blibli.
"Untuk risiko keamanan aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga, kami akan memastikannya aman dan tepercaya terlebih dahulu. Sistem kami akan memindai aplikasi tersebut untuk memastikan keamanannya," kata Edy.
(Dam/Ysl)