Liputan6.com, Miami - Seorang wanita keturunan Tionghoa ditangkap gara-gara memasuki resor Mar-a-Lago milik Presiden Donald Trump, sambil membawa beberapa ponsel dan sebuah thumb drive malware. Ia dikhawatirkan terlibat spionase.
Zhang Yujing (33) ditangkap pada 30 Maret di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, tempat Trump sering berkunjung. Dia dinyatakan bersalah karena melanggar dan berbohong pada bulan September. Maka dari itu, ia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara pada Senin 25 November.
Advertisement
Pada hari Senin, seorang hakim federal di Fort Lauderdale, Florida menjatuhkan hukuman delapan bulan penjara, menurut Miami Herald.
Hakim juga memerintahkan agar Zhang diserahkan kepada petugas imigrasi untuk dideportasi setelah pembebasannya.
Miami Herald juga menyebutkan bahwa Zhang, yang dipenjara sejak penangkapannya, kini tinggal menghabiskan sisa hukuman penjara sekitar satu pekan.
Warga asli Shanghai tersebut ditangkap setelah pertama kali menampilkan dirinya sebagai anggota klub Mar-a-Lago dan mengatakan dia hendak menuju ke kolam renang - meskipun tidak membawa baju renang.
Zhang kemudian mengaku menghadiri acara persahabatan antara China-Amerika yang sebenarnya tidak ada. Dia membawa dua paspor dari Republik Rakyat Tiongkok, menurut US Secret Service, yang menangkapnya.
Agen Secret Service di tempat kejadian menemukan empat ponsel, komputer laptop, hard drive eksternal dan thumb drive yang "berisi perangkat lunak berbahaya," menurut pengisian dokumen.
Kasus ini menimbulkan ketakutan di tengah serangkaian tuduhan China di AS, dalam beberapa tahun terakhir karena dugaan pencurian mata-mata dan rahasia komersial.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tentang Resor Mar-a-Lago
Resor Mar-a-Lago merupakan sebuah beach club di Palm Beach yang dibeli oleh Presiden Donald Trump pada 1985.
Namun, belakangan resor tersebut menjadi pusat konflik dan kemarahan lantaran mahalnya biaya presiden tiap kali harus mengunjungi resor tersebut di akhir pekan.
Kelab pribadi itu memiliki 500 anggota, di mana presiden menjamu tamu negara, berkelakar dengan para eksekutif, pebisnis tajir, dan miliarder properti lainnya. Tapi jangan salah, tak ada yang gratis bagi Trump, seluruh tamu itu wajib membayar US$ 200 ribu di muka agar bisa masuk ke situ.
Uang pembayaran kelab itu naik dua kali lipat dari sebelumnya US$ 100 ribu setelah Trump jadi presiden.
Advertisement