Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan dia merasa sangat terganggu, terkait tuduhan bahwa pemerintah China berusaha untuk mengirim agen untuk parlemen negara itu.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Nine Network pada hari Minggu, pemerintah China dituduh menawarkan 1 juta dolar Australia ($679.500) bagi warga negara Tionghoa-Australia untuk memperebutkan kursi kubu federal. Demikian dikutip dari CNN, Selasa (26/11/2019).
Salah seorang warga, Bo "Nick" Zhao, 32 tahun, diduga menolak. Dia lalu ditemukan tewas di kamar motel Melbourne pada bulan Maret tahun ini, dan pemerintah setempat tidak dapat menyimpulkan bagaimana dia meninggal.
Advertisement
Saat di Canberra pada hari Senin, Morrison mengatakan Australia "tidak naif" tentang ancaman yang dihadapinya dari negara lain.
"Itu sebabnya kami memperkuat undang-undang, itu sebabnya kami meningkatkan sumber daya (untuk agen intelijen)," kata Morrison.
"Saya merasa tuduhan itu sangat mengganggu dan meresahkan."
Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa Beijing tidak pernah - dan tidak akan pernah - mencampuri urusan negara lain.
Baru-baru ini beberapa politisi, organisasi, dan media Australia telah menunjukkan tingkat ketegangan yang tinggi terhadap isu-isu yang melibatkan China.
"Beberapa mungkin dalam keadaan panik," katanya.
"Mereka terus-menerus mengarang apa yang disebut mata-mata China dan infiltrasi ke Australia. Saya pikir tidak peduli seberapa luar biasa plotnya atau bagaimana triknya diperbaiki, kebohongan itu tetaplah kebohongan."
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Minggu, direktur jenderal keamanan Australia Mike Burgess mengatakan pihak berwenang menganggap laporan itu "serius," sementara tidak mengkonfirmasi isi spesifiknya.
"Warga Australia dapat diyakinkan bahwa (Organisasi Intelijen Keamanan Australia) sebelumnya mengetahui hal-hal yang telah dilaporkan hari ini, dan telah secara aktif menyelidiki mereka," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mata-Mata China di Australia
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, pada Senin 25 November 2019 waktu lokal, mengungkap dugaan rencana penyusupan yang hendak dilakukan spionase China terhadap Parlemen Australia.
Ini merupakan tuduhan perdana yang dilontarkan kepala pemerintahan Negeri Kanguru, sejak plot spionase itu disiarkan pertama kali oleh jaringan televisi lokal Nine.
Nine Australia melaporkan, jaringan spionase China dicurigai mendekati seorang warga Australia berdarah Tiongkok untuk mencalonkan diri sebagai anggota parlemen.
Dalam sebuah pernyataan publik yang langka, badan intelijen domestik Australia atau ASIO mengonfirmasi sedang menyelidiki tuduhan dan menanggapinya dengan serius, demikian seperti dilansir BBC, Senin 25 November 2019.
Advertisement