Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif Tanah Air ternyata masih cukup seksi di mata pabrikan dunia. Meskipun ada beberapa merek yang memutuskan untuk menghentikan produksi atau bisnis di Indonesia, namun masih ada jenama yang malah memutuskan untuk berinvestasi besar, seperti Hyundai yang bakal resmi membangun pabriknya di Cikarang, Jawa Barat.
Pembangunan pabrik pertama di Asia Tenggara ini menelan investasi sebesar Rp21,5 triliun, dengan kapasitas produksi sebesar 150 ribu unit per tahun. Pabrik ini dirancanakan mulai beroperasi pada paruh kedua 2021.
Advertisement
"Hyundai secara aktif akan terus mendengarkan dan menanggapi setiap harapan dan kebijakan pemerintah Indonesia, berterkaitan dengan kendaraan ramah lingkungan serta akan terus berupaya berkontribusi terhadap komunitas ASEAN," jelas Euisun Chung, Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Selasa (26/11/2019).
Pabrik perakitan baru ini, Hyundai berencana untuk memproduksi SUV kompak, MPV kompak, dan model sedan yang dirancang khusus untuk pelanggan di pasar Asia Tenggara. Fasilitas perakitan ini, juga akan menggabungkan proses stamping, pengelasan, pengecatan dan perakitan.
Selain itu, Hyundai juga tengah menjajaki produksi kendaraan listrik (electric vehicle atau EV) kelas dunia di pabriknya di Indonesia. Hyundai berkomitmen untuk membantu mengembangkan ekosistem EV Indonesia, berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat melalui kepemimpinannya dalam teknologi mobilitas bersih.
Bersama dengan perusahaan afiliasinya, Kia Motors Corporation, Hyundai bertujuan untuk menjadi produsen EV ketiga terbesar di dunia pada tahun 2025.
Selain kendaraan jadi, perusahaan juga berencana untuk mengekspor 59.000 unit kendaraan completely knocked down (CKD) per tahun.
Serap 23 ribu tenaga kerja
Sebagai informasi, keputusan Hyundai untuk melakukan investasi juga untuk memastikan pertumbuhan di masa mendatang di kawasan Asia Tenggara.
Selain memasok pasar lokal Indonesia, produksi yang dihasilkan fasilitas ini akan ditujukan untuk pasar-pasar utama di kawasan Asia tenggara lainnya, termasuk Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina. Perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk mengekspor produknya ke Australia dan Timur Tengah.
Hyundai berharap untuk mendapatkan manfaat dari pemberlakuan tarif preferensial di pasar-pasar tersebut, yang berlaku untuk barang-barang yang berasal dari kawasan ini.
Berdasarkan Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin/ROO) dari perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/AFTA), barang dengan setidaknya 40 persen konten lokal ASEAN dapat dikenai pembebasan tarif.
Hyundai, dengan pemasok mitra lokalnya, mengharapkan untuk dapat menciptakan lebih dari 23 ribu lapangan kerja baru baik secara langsung maupun tidak langsung di pabrik Indonesia ini, yang akan menjadikannya salah satu perusahaan otomotif terbesar di Kota Deltamas.
Pabrik ini diperkirakan dapat memberikan kontribusi ekonomi senilai lebih dari USD 20 miliar selama satu dekade pertama sejak pabrik ini didirikan. Lebih jauh lagi, pabrik ini akan menjadi pusat untuk berbagai fasilitas pemasok lokal.
Advertisement