Liputan6.com, Palembang - Aksi begal sepeda motor yang marak terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kali ini juga terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Saat merampas sepeda motor korban, pelaku begal AR (40), mengancam korban menggunakan pistol mainan.
Aksi begal ini terjadi pada awal bulan November 2019, saat korban yaitu Ismail Nato (53) yang bekerja sebagai sopir ojek pangkalan, mengantarkan pelaku ke alamat yang dituju.
Baca Juga
Advertisement
Korban yang merupakan warga Kelurahan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel ini, awalnya mendapat pesanan mengantar pelaku ke Desa Tanjung Harapan.
Kasubbag Humas Polres Ogan Komering Ilir Iptu Iryansyah mengungkapkan, korban mengantarkan pelaku dengan mengendarai sepeda motornya yaitu Honda Kharisma 125 cc.
"Di tengah perjalanan saat kondisi jalan sedang sepi, pelaku menodongkan pistol ke korban. Pelaku meminta korban menghentikan laju kendaraannya turun dari sepeda motornya," ujarnya, Selasa (26/11/2019).
Setelah berhasil merebut kendaraan korban, AR langsung meninggalkan korban di tengah jalan. Kendati tidak menderita luka-luka, tetapi kerugian yang dialami korban ditaksir sekitar Rp5 juta.
Korban langsung melapor ke Polsek Tanjung Lubuk. Kanit Reskrim Polsek Tanjung Lubuk Ipda Usman Gumanti beserta Tim Opsnal Unit Reskrim Ogan Komering Ilir, akhirnya mencari keberadaan pelaku.
"Pelaku ditangkap saat berada di rumahnya. Saat akan ditangkap, pelaku kembali menggunakan pistol mainan jenis Revolver untuk mengancam polisi," katanya.
Aparat kepolisian pun langsung melakukan tindakan tegas dengan menembak di bagian betis sebelah kiri. Barang bukti berupa sepeda motor korban berwarna merah, turut disita aparat kepolisian di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel.
Oknum Polisi Ancam Warga
Lain lagi di Kota Palembang, beberapa oknum polisi di Palembang malah menyalahgunakan senjata laras panjang dan 1 unit Barakkuda untuk menakut-nakuti warga dan berniat mematok lahan sengketa.
Kejadian ini berlangsung pada hari Selasa pagi di lahan tanah milik Cik Maimunah di Jalan Perjuangan IV Kelurahan 16 Ulu Palembang. Sebidang tanah seluas 2,4 hektare ini, menjadi sengketa antara pemilik tanah dengan Ratna, yang merupakan warga Palembang.
Menurut Titis Rahmawati, kuasa hukum Cik Maimunah, kedatangan oknum kepolisian ini diduga atas arahan Ratna, agar bisa merebut tanah milik Cik Maimunah.
"Tanah milik Ratna tersebut berlokasi di Kelurahan 8 Ulu, mereka itu salah objek. Mereka sering mengancam akan menurunkan polisi, ternyata puncaknya ini, jelas kita keberatan,” katanya.
Kuasa Hukum Cik Maimunah ini akan melaporkan peristiwa ini ke aparat kepolisian. Terlebih penggunaan mobil Barakkuda, digunakan untuk mengamankan kerusuhan, bukan untuk menakuti masyarakat.
Saat didatangi oknum polisi, Ernawan (46), menantu Cik Maimunah, sempat melarang oknum polisi tersebut untuk mematok tanah milik kliennya. Adu mulut pun sempat terjadi, tetapi akhirnya para oknum polisi itu langsung kabur.
Ada empat oknum yang bertindak arogan serta membawa senjata laras panjang. Meskipun tidak menggunakan seragam polisi lengkap, tetapi oknum ini memilih balik kanan setelah mendapat kabar kalau akan dipublikasikan.
"Kami akan pelajari oknum tersebut bertugas dimana. Namun yang pasti, mereka bertugas tanpa disertai surat perintah. Mereka menggunakan kaus olahraga dan celana polisi, serta senjata laras panjang yang diletakkan di atas barakkuda," ungkapnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement