Liputan6.com, Tirana - Setidaknya 23 orang dilaporkan tewas akibat gempa bumi terbesar dalam empat dekade melanda Albania pada Selasa 26 November 2019 pagi waktu setempat. Beberapa lainnya dilaporkan hilang, sementara ratusan orang terluka.
Sejumlah media masih menyebut korban tewas berjumlah 21 jiwa.
Advertisement
Gempa Albania yang memiliki magnitudo 6,4 menghantam negara Eropa itu pada kedalaman sekitar 20 kilometer (12 mil), menurut Survei Geologi Amerika Serikat. Ini adalah yang terkuat mengguncang memukul Albania dalam 40 tahun terakhir.
Pusat gempa berada di kota pelabuhan Durres, sekitar 36 kilometer (22 mil) dari ibu kota Tirana. Video media sosial dari area tersebut menunjukkan beberapa bangunan runtuh.
"Kantor Perdana Menteri Albania Edi Rama merevisi jumlah korban tewas beberapa kali pada hari Selasa. Setidaknya empat korban tewas di Durres," juru bicara Endri Fuga mengatakan kepada CNN, Rabu (27/11/2019).
"Dua lainnya meninggal di Thumane, satu orang meninggal setelah melompat dari sebuah gedung dengan panik di Kurbin, dan satu korban meninggal saat mengemudi di jalan yang rusak parah di Lezhe," juru bicara itu menambahkan.
Sekitar 45 orang diselamatkan dari reruntuhan, kata Fuga kepada CNN, dan lebih dari 650 orang menerima perawatan medis sepanjang hari. Dia menambahkan bahwa 30 orang dirawat di rumah sakit.
Fuga tidak ingin berspekulasi tentang berapa banyak orang yang mungkin masih hilang, tetapi menambahkan bahwa tim pencarian dan penyelamatan akan terus bekerja sepanjang malam di daerah yang terkena dampak gempa.
Gempa Juga Dirasakan Negara Tetangga
Bosnia dan Herzegovina di dekatnya juga dilanda gempa bumi pada Selasa pagi, kata kementerian dalam negeri negara itu kepada CNN. Gempa itu memiliki kekuatan magnitudo 5,4.
Rama mengatakan negara-negara terdekat, termasuk Italia dan Yunani, telah membantu Albania dengan operasi pemulihan, sementara para pemimpin Eropa lainnya juga telah menawarkan bantuan mereka.
Sekolah ditutup di tiga kota - Durres, Lezhe dan Tirana - setelah gempa.
Advertisement
Presiden Albania Meminta Bantuan Asing
Sebelumnya, Presiden Albania, Ilir Meta, mengatakan pemerintah sudah meminta bantuan ke negara-negara asing untuk menangani bencana alam tersebut.
"Negara kami dilanda lindu besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, dini hari ini," kata Meta dalam sebuah pernyataan, mengutip UPI.com, Selasa (26/11/2019).
"Kami harus bekerja dengan dedikasi dan profesionalisme demi menyelamatkan setiap nyawa manusia yang tertimbun puing-puing bangunan yang runtuh dan untuk membantu yang terluka."
Perdana Menteri Albania, Edi Rama, menyampaikan negara-negara asing telah mengindahkan panggilan daruratnya, dengan Kosovo mengirimkan pasukan khusus militer untuk mencari korban selamat, Italia dan Yunani mengirim pesawat terbang, Prancis dan Turki menawarkan pertolongan, dan Jerman menyiapkan "mekanisme bantuan darurat. "
"Gempa bumi yang dahsyat ini menimbulkan konsekuensi serius dan sayangnya, banyak yang meninggal," ujar Rama melalui Twitter. Dia menambahkan, pemerintah sedang bekerja secara intensif untuk menyelamatkan mereka yang menjadi korban.