Pergeseran Tanah Mulai Usik Ketenteraman Warga Cisurupan Garut

Dalam empat bulan terakhir, sebanyak tiga rumah yang berada di kampung Pasirpari, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat berisiko rusak akibat pergeseran tanah.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 28 Nov 2019, 09:00 WIB
Dinding rumah milik seorang warga, nampak mengalami kerusakan cukup parah, setelah fenomen alam pergeseran tanah, menghantui kampung mereka di Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Fenomena alam pergeseran tanah kini tengah menghantui warga Kampung Pasirpari, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat.  

Saat ini, sembilan penghuni dua dari tiga rumah yang berada di titik pergeseran tanah, akhirnya dievakuasi ke lokasi yang lebih aman, karena rumahnya terancam ambruk.

Babinsa Balewangi Koramil 11-15 Cisurupan, Kodim 0611 Garut, Sertu Edwar Sahputra mengatakan, awalnya retakan hanya sebesar satu sentimeter, tetapi kini telah mencapai 20 sentimeter.

Menurutnya, pergeseran tanah sudah berlangsung sejak empat bulan lalu, tetapi para pemilik menganggap hal itu sebagai fenomena alam biasa. "Informasinya tadi malam bertambah (pergeseran tanah) lagi," ujarnya, Rabu (27/11/2019).

Akibat cepatnya pergeseran tanah yang terjadi, menyebabkan tiga rumah yang jaraknya berdekatan di area lokasi pergerekan, mulai menunjukkan kerusakan pada beberapa bagian tembok bangunan.

Saat ini, tiga dinding rumah milik Dikdik (50), Aja (70), dan Didin (almarhum), mengalami kerusakan cukup parah, dengan keretakan mencapai lima sentimeter, serta kedalaman lubang hingga 15 sentimeter.

"Beruntung rumah milik almarhum Didin dalam keadaan kosong," kata dia.

Dengan kondisi itu, seluruh penghuni rumah milik Dikdik dan Aja yang berjumlah sembilan orang, terpaksa dievakuasi ke lokasi lebih aman, karena terancam ambruk.

 


Dugaan Sementara

Seorang warga tengah menunjukan adanya lubang bekas pergeseran tanah yang terjadi di Kampung Pasirpari, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, lokasi pergeseran tanah yang berdekatan dengan tebing tersebut, awalnya merupakan sumber mata air warga sekitar yang telah mengering dan berubah menjadi kebun.

"Kemungkinan karena adanya timbunan yang tidak padat sehingga mengakibatkan pergeseran tanah," papar dia.

Namun, yang menjadi catatan mereka, jarak retakan tanah dengan lokasi terjadinya pergeseran tanah yang menimpa beberapa bangunan rumah warga, berada cukup jauh hingga belasan meter.

Bahkan, kondisi bangunan rumah milik Aja, cukup mengkhawatirkan akibat banyak retakan, pada beberapa dinding dan lantai rumah.

"Harus diperbaiki total karena rusak sekali, secara materi kerugiannya mencapai 100 juta," ujar dia.

Untuk menghindari kerusakan yang semakin meluas, aparat desa Balewangi telah melaporkan fenomena alam tersebut, kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut untuk ditindakanjuti.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya