Liputan6.com, Brussel - Sekelompok Ilmuwan dari Brussel, Belgia, berhasil menemukan emas dan perak di saluran got. Usaha ini telah mereka lakukan hampir selama tiga tahun.
Dilaporkan Euro News, emas dan perak yang ditemukan adalah berupa nanopartikel yang tak terlihat oleh mata. Mereka mengumpulkan "sludge" (lumpur) dari selokan-selokan di Brussel kemudian dibawa ke laboratorium untuk mengekstraksi logam mulia.
Pada tahap awal, ada 1 gram emas dan 5 gram perak didapat dari tiap 1 ton "sludge".
Baca Juga
Advertisement
Professor Gilles Bruylants dari Universite Libra de Bruxelles (ULB) berkata tim memakai nano-material dan nanopartikel besi oksida yang bersifat magnetik untuk mengumpulkan kandungan emas tersebut.
Selain ULB, Flanders Today menyebut Vrije Universiteit Brussel (VUB) dan Lucia de Brouckère University College. Proyek ini bernama Sublimus dan memakai cara yang murah dan ramah lingkungan.
Adanya emas, perak, dan platinum di selokan adalah karena proses erosi dari emas dan perak hingga dari beberapa jenis obat-obatan.
"Di dunia bahan mentan primer sudah semakin langkah. Maka dari itu penting untuk mengevaluasi potensi daur ulang dari aliran kotoran yang ada, seperti "sludge" dari tempat pengolahan limbah," ujar Dr Natacha Brion dari VUB.
Program ini disponsori oleh institut inovasi asal Brussel, yakni Innoviris. Rencana, para peneliti akan lanjut mencari emas di selokan hingga awal tahun 2020.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menunggu Kesepakatan AS-China, Harga Emas Naik
Harga emas naik tipis dari level terendah dalam dua pekan pada perdagangan Selasa. Kenaikan harga emas ini karena pasar saham mengalami tekanan.
Investor tengah menunggu detail dari kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Kedua negara tersebut telah terlibat dalam perang dagang selama hampir dua tahun.
Mengutip CNBC, Rabu (27/11/2019), harga emas naik 0,42 persen ke level USD 1.460,98 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka juga naik USD 3,4 menjadi USD 1.460,30 per ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level terendah sejak 12 November di angka USD 1.450,30 per ounce. Harga emas pada perdagangan Selasa naik tipis setelah mengalami tekanan dalam empat sesi berturut-turut.
"Satu-satunya cerita di sini adalah kesepakatan dagang China dengan AS. Beberapa sesi terakhir investor melepas emas sehingga harganya tertekan karena adanya harapan kesepakatan AS-china," jelas analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin tengah membahas hal terkait bea masuk pada Selasa kemarin.
Namun, meskipun ada optimisme di pasar untuk kesimpulan atas perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, analis percaya bahwa harga emas akan tetap bullish dalam jangka panjang.
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan, spekulan meningkatkan posisi bullish mereka di COMEX emas dalam sepekan terakhir hingga 19 November.
Advertisement
Harga Emas Sulit Diprediksi karena Kesepakatan Dagang Tak Jelas
Sebelumnya, kebingungan dan ketidakpastian masih akan mendominasi pasar emas pada pekan ini. Analis dan investor masing terus bereaksi terhadap pergeseran sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dikutip dari Kitco, Senin (25/11), dalam survei mingguan menunjukkan bahwa pada analis di Wall Street terjebak ke dalam ketidakpastian. Hanya sedikit yang memperkirakan harga emas akan melonjak.
“Suatu hari kesepakatan dagang dengan China aktif dan kemudian hari berikutnya dibatalkan. Ketidakpastian ini mendukung emas tetapi tidak cukup untuk mendorong harga emas lebih tinggi, "kata analis MKS (Switzerland) SA, Afshin Nabavi.
Pada pekan ini, 16 analis pasar mengambil bagian dalam survei Kitco di Wall Street. Hasilnya, lima analis atau 31 persen mengatakan harga emas akan naik dan lima analis lainnya melihat pasar bakal mendatar. Di luar itu, enam analis atau 38 persen memperkirakan emas akan jatuh.
Sementara itu, 587 responden mengambil bagian dalam jajak pendapat Kitco. Sebanyak 292 pemilih atau 50 persen menyerukan emas naik. Sedangkan 173 lainnya atau 29 persen diperkirakan emas akan jatuh. Di luar itu, 121 pemilih yang tersisa atau 21 persen melihat pasar mendatar.