Liputan6.com, Jakarta - Musikus Aksan Sjuman berkolaborasi dengan arsitek sekaligus penulis, Raul Renanda membuat sebuah alat musik berupa piano. Kolaborasi mereka dilengkapi dengan pengusaha manufaktur, Saniharto Enggalhardjo.
Diceritakan oleh Aksan Sjuman, keinginannya untuk membuat piano diperhatikan oleh Raul Renanda. Dirinya memang memiliki keinginan untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam bermusik, meski sebelumnya Aksan juga sudah beberapa kali menciptakan gitar.
"Saya ini arsitek. Ditantang untuk membuat piano yang berkualitas dunia. Sampai akhirnya, teman saya dr Tompi menyarankan saya untuk menemui Aksan Sjuman. Di sinilah kita memulai," ujar Raul Renanda saat jumpa pers di Teater Jakarta, TIM, Selasa (26/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Tantangan
Sementara itu, Aksan Sjuman dalam proses pembuatan piano, mengaku memiliki tantangan tersendiri untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan dukungan parts serta efek suara yang setara.
"Saya tidak autodidak. Tapi saya punya guru di Jerman dan saya bukan master yang hebat, tapi setidaknya menguasai 80-90 persen. Yang membedakan piano ini dengan lainnya ialah estetika bunyinya," kata Aksan Sjuman.
Advertisement
Nama
Sampai akhirnya keduanya berhasil menciptakan sebuah piano yang diberi nama SR1928 The Awakening. Jika dibedah, maka SR merupakan gabungan nama akhir dari Aksan dan Raul, sedangkan 1928 adalah tahun diadakan Kongres Pemuda 2, yang melahirkan Sumpah Pemuda dan pertama kalinya diperkenalkan lagu Indonesia Raya.
The Awakening juga terinspirasi dari momen dalam periode yang sama, Indonesian National Awakening (Kebangkitan Nasional Indonesia), yang menjadikan inspirasi Aksan dan Raul untuk berjuang mewujudkan impian mereka.
"Kalau dulu kan Sumpah Pemuda orang Indonesia bersatu merencanakan untuk membangun negara. Kalau orang dulu berkumpul buat negara. Nah semangat itu yang kita pakai buat SR," ujar pria yang akrab disapa Wong Aksan itu.
Keyakinan
Mantan suami Titi Rajo Bintang ini ingin memberikan keyakinan kepada publik Indonesia, bahwa kini sudah saatnya berani untuk memproduksi karya dengan fokus untuk menjadi yang terbaik di dunia. Sudah saatnya produk Indonesia tidak dianggap sebagai produk barang komoditas atau kualitas rendah.
"Saya ingin memberi alternatif. Saya juga musisi, saya main pakai merek tertentu. Kalau sudah suka biasanya tidak cari-cari lagi. Tapi kalau anak muda masih suka cari-cari. Justru itulah kita fokusnya ke generasi yang lebih muda jadi market-nya beda," ujar Aksan Sjuman.
Advertisement
Konser
Gagasan menciptakan salah satu piano terbaik didunia dengan suara dan bentuk yang berani tidak ada artinya tanpa kemampuan produksi yang berkualitas. Saniharto Enggalhardjo adalah manufaktur kayu kelas dunia. Hasil karya mereka diakui oleh hotel terbaik dibanyak negara, termasuk Amerika Serikat. Saniharto mampu menjadikan konsep desain dari Raul Renanda dan mewujudkannya dengan menggunakan elemen kayu Indonesia yang sudah dipersiapkan untuk memiliki keindahan, kekuatan dan kestabilan terbaik mengingat grand piano merek Sjuman+Renanda ini akan dipasarkan untuk market kelas mewah di manca negara.
Aksan Sjuman sebagai ahli pembuat piano di tanah air, memiliki komitmen yang tinggi untuk membuktikan bahwa grand piano ini setara dengan produk terbaik lainnya. Untuk itu pada tanggal 27 November 2019 di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki bersama Jakarta City Philharmonics akan menguji kemampuan piano ini pertama kali di depan publik Indonesia. Piano ini juga akan tampil di Las Vegas - Amerika Serikat awal tahun depan.
Jakarta City Philharmonic menyelenggarakan konser edisi #26 yang merupakan konser terakhir dalam gelaran di tahun 2019 dengan mengusung tema “TIGA”. JCP akan membawakan karya milik komposer ternama seperti Leopold Godowsky dan Gustav Mahler. Dalam konser kali ini, JCP berkolaborasi dengan Wilson Matthew Jogi Lincoln (pianis), Anita Kristiana (solis alto), dan Paduan Suara Wanita AgriaSwara IPB. Seperti biasanya, konser akan diaba oleh Budi Utomo Prabowo selaku pengaba utama dan Vincent Wiguna. Edisi terakhir ini adalah edisi yang relatif mewah dan masif dengan jumlah pemain yang banyak disertai dengan paduan suara. Tahun ini JCP juga telah mulai melebarkan sayapnya dengan masuk dalam ranah musik orkestra dunia dan menjadi perwakilan Indonesia dalam Asia Orchestra Week 2019 yang diselenggarakan di Jepang pada bulan Oktober 2019 lalu.