Liputan6.com, Jakarta - Sepekan sudah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan tujuh anak muda milenial sebagai staf khusus presiden. Salah satu yang ditunjuk adalah pemuda asal Papua, Billy Mambrasar.
Sebelum dilantik, Billy sempat mengira penunjukan dirinya menjadi staf khusus hanya sekadar candaan. Dia menuturkan bagaimana Presiden Jokowi menawarkan dirinya dan enam anak muda lainnya menjadi staf khusus.
"Apakah kalian mau menjadi staf khusus presiden untuk membantu Bapak membangun inovasi? Saya bingung saat itu, apakah ini prank? Jangan-jangan, abis ini surprise," katanya, sambil tersenyum manis.
Billy pun menceritakan bagaimana awal dirinya bisa ditunjuk sebagai staf khusus Presiden Jokowi. Saat itu, dia mengaku bingung ketika dipanggil ke Istana.
"Sudah dua minggu berlalu kami dikumpulkan, dipanggil oleh Bapak Jokowi. Saat itu kami bertanya-tanya alasan kami dipanggil. Ini untuk apa. Saat dipanggil ke Istana katanya ada arahan dari presiden," ujar staf khusus Jokowi ini dalam acara diskusi yang diadakan oleh Forum Jurnalis Pesantren di Hotel Menteng 1, Rabu (27/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Billy Mambrasar mengatakan, dia menganggap permintaan Presiden Jokowi sebagai panggilan tugas negara.
"Saya menyempatkan hadir ke sini dan ditunjuk menjadi staf khusus bukan untuk kontroversi dan membuat kehebohan. Awalnya saya berpikir ini tugas negara. Apa yang diberikan akan saya kerjakan," tuturnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tuduhan Warganet
Dalam kesempatan tersebut, putra asli Papua ini sempat menyayangkan sikap warganet yang menyindir sikap Jokowi memilih tujuh anak muda menjadi staf khusus.
"Saya cukup terkejut di Twitter dan munculnya hastag anak-anak dari kaum privillage yang dipilih menjadi staf khusus presiden," ujarnya.
Billy menuturkan, dirinya merupakan anak dari seorang guru honorer yang sempat tidak menerima gaji. Untuk membantu biaya hidup keluarga, dia pun berjualan kue di pasar.
"Wah, digaji Rp 50 Juta. Sedangkan tidak memikirkan nasib guru honorer yang mengajar di daerah-daerah tertinggal yang hanya dibayar Rp 350 ribu kalau tidak salah. Padahal, saya merupakan anak guru honorer yang orangtua saya sempat tidak dibayar bertahun-tahun sama sekali," jelasnya.
( Rizki Putra Aslendra )
Advertisement