Ini Syarat bagi Swasta yang Ingin Ikut Jualan Avtur

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyinggung harga avtur Pertamina karena dinilai memicu harga tiket pesawat mahal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Nov 2019, 20:18 WIB
PT Pertamina (Persero) Marekting Operation Region (MOR) VII memastikan stok dan distribusi avtur sangat aman dan lancar.

Liputan6.com, Jakarta Kemeterian Energin dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberi syarat kepada perusahaan swasta yang ingin menjual avtur di Indonesia. Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyinggung harga avtur Pertamina karena dinilai memicu harga tiket pesawat mahal.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, jika ada pihak swasta yang ingin berjualan avtur di Indonesia, maka penjualan avtur tidak hanya di bandara besar tetapi juga harus menjual avtur di bandara yang ada di wilayah terpencil. Hal ini untuk membuktikan harga avtur yang dijual Pertamina kompetitif.

"Mau enggak main di pelosok pelosok. Iya dong harus ikut bareng semua," kata Arifin, di Gedung DPR, Jakarta,‎ Kamis (27/11/2019).

Menurut Arifin,‎ harga avtur di bandara wilayah terpencil jauh lebih tinggi. Ini dipicu biaya penyaluran yang lebih mahal karena kondisi geografis yang sulit diakses. Saat ini hanya Pertamina yang mau menjual avtur di bandara terpencil tersebut.

"‎Sekarang kan yang jadi backbone Pertamina dia bisa mencapai seluruh pelabuhan udara yang dipelosok dan c‎ost itu tinggi untuk angkut ‎," ujar Arifin.

Kementerian ESDM pun sedang melakukan evaluasi ulang pembentukan harga avtur Pertamina. Ini untuk mencari kemungkinan ada struktur pembentukan harga yang bisa dipangkas.

‎"Kita lagi bahas, dan ternyata pertamian juga punya avtur cukup banyak," tandasnya.


Kementerian BUMN Belum Berencana Panggil Pertamina Bahas Harga Avtur

Petugas DPPU Kertajati saat mengisi bahan bakar avtur yang parkir di apron Bandara Kertajati Majalengka. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku belum ada rencana memanggil PT Pertamina (Persero) terkait dengan harga avtur. Di mana harga avtur sendiri saat ini dikeluhkan sebagai biang kerok mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

"(Ada rencana pemanggilan?) Sampai saat ini belum ada," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (26/11).

Arya menambahkan, sejauh ini Kementerian Perhubungan sendiri belum berkoordinasi dengan pihaknya untuk membahas mengenai persoalan harga avtur. Mengingat, Menteri BUMN sendiri saat ini masih berada di Korea Selatan.

"Belum koordinasi sama menteri perhubungan (Budi Karya Sumadi). Pak Menteri (Erick) masih di Korea Selatan. Setelah itu baru bisa lah ngomong," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana akan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait seperti Kementerian BUMN, Pertamina dan Maskapai Penerbangan untuk membahas harga avtur yang dinilai menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga tarif tiket pesawat.

Dia berharap, dalam waktu dekat bisa memberikan solusi bagi harga tiket pesawat melalui satu harga avtur yang lebih baik, mengingat pada angkutan Natal dan Tahun Baru nanti akan banyak masyarakat yang ingin bepergian dengan pesawat mengunjungi berbagai destinasi.

"Dalam waktu dekat ini kami ingin mengupayakan untuk memberikan memberikan solusi bagi harga tiket pesawat. Kami akan rapatkan dengan Kementerian BUMN, Pertamina dan stakeholder terkait untuk membahas soal avtur," kata Budi pada saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, di Senayan Jakarta, melalui keterangan resminya, Senin (25/11).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya