Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato kunci dalam CEO Forum 2019. Dalam kesempatan itu, dia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya berkisar 5,04 sampai 5,05 persen.
"Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 atau 5,05 persen. Kira-kira begitu tahun depan," ujar dia di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Pertumbuhan ekonomi tersebut, sesuai dengan prediksi beberapa lembaga internasional. Di mana, tahun ini masih ada tantangan-tantangan yang menghambat ekonomi melaju kencang.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan kondisi ekonomi global yang menurut bank dunia, IMF juga kemungkinan bisa turun lagi, karena kondisi yang ada belum bisa diselesaikan," jelasnya.
Presiden Jokowi juga mengaku mendapat laporan dari World Bank mengenai kondisi ekonomi global saat ini. "Dari World Bank waktu ketemu dengan saya, Presiden Jokowi hati-hati kondisi global belum jelas jadi terutama fiskalnya prudence saja," jelasnya.
Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut masih bangga karena ekonomi Indonesia mampu tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh bersamaan dengan dua negara lainnya.
"Saya ingin menunjukkan Indonesia dibanding negara-negara lain jauh lebih baik terutama dengan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
"Kita lihat di G20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di posisi ranking ketiga, perlu kita syukuri dan kita sering lupakan, nomor tiga di bawah India dan China baru Indonesia," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Tonton Video Ini
Kemenkeu Akui Pertumbuhan Ekonomi Turun Tahun Ini
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengakui saat ini ada penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal itu lantaran kondisi ekonomi global yang tengah bergejolak dan mau tidak mau berdampak pada ekonomi RI.
"Tahun ini dengan gejolak yang berjejer ini, saat ini Pertumbuhan kita 5,02 persen, turun. Nah. Turunnya ini salah satunya karena gejolak dunia. Gejolak dunia tersebut berimbas, ke pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan di dunia," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Baca Juga
Dia menjelaskan, sebetulnya penyebab gejolak yang terjadi pada ekonomi global masih selalu sama. Namun tetap tidak dapat dihindari dan berdampak ke semua negara termasuk Indonesia.
"Gejolak di dunia ini terus terang, dari dua tahun lalu ceritanya itu-itu terus, tapi itu dunianya lagi berantakan. Dan pada saatnya berpengaruh ke ekonomi Indonesia," ujar dia.
Selain itu, penurunan dan perlambatan juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi global. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi global hanya menyentuh angka 3 persen, turun dibanding tahun-tahun sebelumnya dari 3,8 persen aan.
"Bukan hanya di pertumbuhan ekonomi, juga volume perdagangan global tahun ini, pertumbuhannya hanya 1,1 persen. Artinya ekspor impor dunia. Kalau dibanding tahun lalu 3,6 persen," ujarnya.
Melihat kondisi ini, dia mengingatkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh Indonesia. Yaitu perkembangan trade war atau perang dagang, resesi, geo politik, pertumbuhan manufaktur dan sebagainya.
"Tahun ini dari ujung tahun Januari, ada brexit, pemerintah AS shutdown, tapi Januari shutdown. Sektor keuangannya bertanya-tanya dan menarik diri, gak mau beli saham. Dan bisa keluar dari negara berkembang. Kalau Hongkong sampai sekarang, malah tambah parah," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber; Merdeka.com
Advertisement