Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi-Maruf tengah berupaya mencari tambahan devisa untuk menopang penerimaan negara. Salah satu sektor yang terus digenjot adalah pendapatan dari pariwisata dengan membangun 10 Bali baru, salah satunya Labuan Bajo.
Presiden Joko Widodo mengatakan, dari 10 Bali baru tersebut, tahun depan pemerintah akan menjadikan Labuan Bajo sebagai wisata super premium. Tidak hanya membuat wisata super premium, pemerintah juga akan mengelompokkan wisata yang dapat didatangi beramai-ramai dan khusus.
"Tambahan devisa destinasi wisata baru, kita punya Bali ya, kita punya 10 Bali baru, 2 tahun ini hanya 5 dulu, 5 selesai nanti fokus ke 5 berikutnya, mana 5 itu? Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, Manado," ujarnya di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11).
Baca Juga
Advertisement
Penetapan Labuan Bajo untuk menjadi wisata super premium sudah disampaikan kepada Menteri Pariwisata Wishnutama. Nantinya Kemenpar diharapkan mampu mempromosikan Labuan Bajo ke negara lain.
"Labuan Bajo juga super premium, hati-hati jangan sampai dicampur aduk menengah bawah kalau perlu ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo 1 tahun, saya sudah kasih arahan itu ke Menpar Wishnutama," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangun Infrastruktur Pendukung
Dalam rangka menunjang pendapatan dari pariwisata, pemerintah sudah membangun beberapa infrastruktur pendukung. Selain itu, pemerintah juga mendorong ekonomi kreatif untuk mengembangkan usahanya.
"Kita harapkan di tahun 2020 akhir semua infrastruktur calender of event, perbaikan produk-produk handycraft ekonomi kreatif yang akan dukung wisata baru ini selesai tahun depan. Saya kasih contoh misalnya Borobudur, bulan Maret nanti Yogyakarta internasional airport selesai 100 persen," ujarnya.
Advertisement
Larang Wisatawan Miskin ke Labuan Bajo, Apa Maksud Gubernur NTT?
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat beberapa waktu lalu sempat mengeluarkan pernyataan fenomenal, yang melarang wisatawan tak berduit untuk berwisata di NTT. Sebab, menurut dia, wilayahnya dirancang untuk menjadi destinasi wisata kelas premium.
"Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT. Karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," kata Viktor Laiskodat.
Menanggapi ucapan tersebut, Kepala Kantor Direktur Jenderal Perbendaharaan NTT Lidya Kurniawati Christyanti mengatakan, itu merupakan sebuah bahasa marketing guna memancing pemasukan dana memperbaiki kawasan wisata Labuan Bajo.
"Itu bahasa marketing. Pak Gubernur NTT kan statement-nya itu selalu menohok. Mungkin ini bahasanya Beliau yang menyatakan bahwa banyak tempat wisata potensial loh di Nusa Tenggara Timur yang ternyata itu belum disentuh secara baik, belum dikelola secara baik," ungkapnya di Labuan Bajo, NTT, Jumat (15/11/2019).
"Sehingga untuk menunjang wisata yang potensial tapi sesuai dengan keinginan mereka, itu memang memerlukan biaya yang cukup tinggi," dia menambahkan.
Sebagai contoh, ia meneruskan, banyak wisatawan yang kesulitan datang ke tempat tersebut lantaran tidak semua penerbangan jarak jauh dapat langsung berlabuh ke Labuan Bajo.
Oleh karena itu, Lidya menyebutkan, maka pemerintah sangat memikirkan terlebih dahulu memperbaiki sarana prasarana hingga akses untuk menuju ke salah satu tempat yang dijadikan Bali Baru ini.
"Saya yakin (jika itu selesai dilakukan), nanti biayanya akan menjadi lebih rendah lagi dibanding sekarang," pungkas Lidya.