Ratusan Pengungsi Koban Banjir Bandang Solok Selatan Terserang ISPA

Posko pengungsian yang tidak kondusif membuat pengungsi korban banjir bandang Solok Selatan banyak yang terserang ISPA.

oleh Novia Harlina diperbarui 29 Nov 2019, 12:00 WIB
Kondisi posko pengungsian yang tidak kondusif membuat korban banjir bandang Solok Selatan banyak yang terserang infesksi saluran pernapasan (ISPA). (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Buruknya sirkulasi udara di posko pengungsian korban banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Timur, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat membuat ratusan pengungsi terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

"Pada hari pertama mengungsi belum ada yang terserang penyakit, namun mulai hari ke dua hingga kini terus meningkat," kata tim medis yang bersiaga di posko Balai Adat Pakan Rabaa, dr Riana Yoseverta kepada Liputan6.com, Kamis (28/11/2019).

Selain ISPA, pengungsi juga terserang penyakit maag yang disebabkan oleh tingkat stres yang cukup tinggi akibat memikirkan kondisi rumah mereka, apalagi yang rusak berat dan tidak bisa lagi dihuni.

Hingga Kamis (28/11/2019) jumlah pengungsi yang menderita ISPA serta maag mencapai 101 orang yang ditangani langsung oleh tim medis yang bersiaga di lokasi sejak posko pengungsian dibuka.

"Sejauh ini stok obat-obatan mencukupi," kata dia.

Riana menilai kondisi posko pengungsian tidak kondusif karena air bersih yang tidak memadai, ruangan cukup kecil untuk diisi ratusan orang, dan sirkulasi udaranya tidak bagus untuk kesehatan.

Kemudian kamar kecil juga seadanya, sehingga jika pengungsi tidak dipindahkan sebagian ke tempat lain maka berpotensi untuk terserang penyakit yang lebih parah. "Pengungsi tidak bisa bertahan lebih lama dengan kondisi seperti ini," ujarnya.

Sementara Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria mengatakan pengungsi akan segera dipindahkan sebagian agar lebih nyaman, terutama bagi perempuan yang hamil dan memiliki balita.

"Lokasinya tidak jauh dari posko yang ada sekarang, kemungkinan besok akan dipindahkan sebagian," ujar dia.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari, mulai Jumat (22/11/2019). Empat kecamatan meliputi Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Sangir, Pauh Duo tercatat terdampak banjir.

Berdasarkan data BPBD Solok Selatan pengungsi paling banyak berada di Sapan Salak 100 orang, Aia Batuang 60 orang, Sapan Batu 70 orang, Pasir Panjang 70 orang dam Balai Adat 30 orang.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya