Dimas Seto Mulai Fokus Bisnis, Terlibat Marketplace untuk Para Muslim

Dimas Seto sangat mengapresiasi aplikasi yang diberi nama Qabul ini.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 28 Nov 2019, 05:00 WIB
Dimas Seto (Deki Prayoga/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Aktor Dimas Seto saat ini tengah berfokus pada bisnisnya. Perhatiannya itu pun tercurahkan dengan kehadiran aplikasi marketplace baru yang diluncurkan Qabul Indonesia.

Tentunya, Dimas Seto sangat mengapresiasi aplikasi yang diberi nama Qabul ini. Menurutnya, aplikasi ini memiliki peranan tersendiri bagi ekonomi umat muslim di Indonesia.

"Bicara marketplace mungkin sudah ada yang besar, tapi ini menarik dengan brandnya. Saya sempat bertanya kenapa dinamakan Qabul," ujar Dimas Seto kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini.


Terobosan

Dimas Seto ikut luncurkan aplikasi Qabul. (Ist)

Menurut Dimas Seto, ada sebuah hal baru yang membuatnya tertarik dengan aplikasi tersebut. Tak sekadar memberi keuntungan finansial, namun juga bisa menjawab berbagai persoalan lain seputar hal-hal Islami.

"Tapi yang menarik di sini adalah membuat suatu terobosan untuk umat dengan menjawab permasalahan umat saat ini yang kebutuhannya tidak hanya informasi dan ibadah," terang Dimas Seto.


Masalah Ekonomi

Dimas Seto ikut luncurkan aplikasi Qabul. (Ist)

Dimas Seto pun menyorot kondisi ekonomi yang dialami oleh kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini, khususnya umat muslim.

"Menurut saya, sekarang salah satu masalah umat terbesar adalah masalah ekonomi. Gimana orang bisa beribadah dengan tenang di saat kebutuhan dapur tidak terpenuhi," lanjut Dimas Seto.


Niat Baik

Ia pun berharap agar ke depannya aplikasi Qabul bisa mendorong ekonomi masyarakat di Indonesia pada umumnya, khusus umat muslim.

"Ini masyaAllah, saya sangat apresiasi dengan niat baiknya. Mudah-mudahan niat baik ini bisa diterima umat dan mungkin secara keseluruhan oleh masyarakat Indonesia," ungkapnya.


Menyatukan yang Terpecah

CEO Qabul, Badar Basmallah, mengungkapkan tujuan didirikannya aplikasi tersebut salah satunya adalah untuk lebih mempererat silaturahi antar umat muslim di Indonesia.

"Kita ingin melakukan secara garis besar jihad di ekonomi digital. Tujuannya untuk menyatukan umat muslim yang terpecah di golongan A dan B, dan fokus di kegiatan perekonomian," ujarnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya