Pertamina Targetkan Untung Rp 31 Triliun di 2020

Pertamina akan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi pada 2020

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Nov 2019, 20:41 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 10 persen pada 2020. Laba ini diperoleh dengan mengandalkan peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas).

‎Dikutip dari bahan pemaparan kinerja Pertamina dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Kamis (28/11/2019), target laba Pertamina di 2020 sebesar USD 2,2 miliar atau setara dengan Rp 31 triliun (1 USD= 14.095). Laba ini lebih tinggi dari tahun ini ‎sebesar USD 2 miliar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, tahun depan produksi migas ditergetkan sebesar 923 ribu barel setara minyak (Barel Oil Equivalent Per Day /BOEPD). Angka ini lebih tinggi dibanding 2019 sebesar 906 ribu BOEPD.

"Rincian‎ produksi minyak mancapai 430 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 2.857 juta kaki kubik per hari (mmscfd),"‎ kata Nicke, saat menghadiri RDP, dengan Komisi VII DPR.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pendapatan Penurun

Ekspresi Dirut Pertamina Nicke Widyawati usai menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Gedung KPK, Jakarta, Senin (10/6/2019). Nicke diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Dirut PLN Sofyan Basir terkait kasus dugaan suap proyek pembangunan PLTU Riau-1. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Pertamina pun menargetkan pendapatan ‎pada 2020 sebesar USD 58,33 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan target pendapatan tahun ini sneilai USD 58,85 miliar.

‎Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor mengungkapkan, prediksi penurunan pendapatan berdasarkan acuan harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam Anggaran Pendapatan Negara (APBN) 2020 sebesar USD 63 per barel dan kurs Rp 14.400 per dolar AS.

Sedangkan acuan ICP lebih rendah dari tahun ini sebesar USD 70 per barel.‎ Kondisi ini membuat beban biaya operasi mengalami penurunan, sehingga lebih efisien.

‎"Jadi kan kalau laba penjualan dan biaya, selama penurunan pendapatan lebih kecil dibandingkan penurunan biaya tidak masalah‎," tandasnya.


Pertamina Ajukan Tambahan Kuota Solar Subsidi di 2020

Petugas mengisi BBM kendaraan konsumen di SPBU milik Pertamina di kawasan Jakarta, Selasa (26/11/2019). Implementasi penyediaan solar dengan minyak kelapa sawit sebesar 30% atau B30 lebih cepat satu bulan, dibanding kebijakan pemerintah yang mewajibkan 1 Januari 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Pertamina (Persero) mengajukan tambahan kuota solar yang akan disalurkan pada 2020 ke DPR RI. Kuota tambahan yang diajukan menjadi‎ 17 juta Kilo Liter (KL), Hal ini mempertimbangkan petumbuhan konsumsi akibat bertambahnya pengoperasian jalan tol.

Diretur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 pemerintah dengan DPR telah sepakat menetapkan kuota solar subsidi sebesar 15,3 juta KL. Namun berdasarkan perkiraan perusahaan konsumsi solar subsidi 2020 bakal mencapai 17 juta KL.

"Kita perkirakan nanti tahun depan prognosanya mencapai 17 juta KL," kata Nicke, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Atas perkiraan tersebut, Nicke pun meminta Komisi VII DPR untuk mempertimbangkan tambahan alokasi kuota solar subsidi pada 2020.

"Dan ini barangkali kami akan meminta DPR sebagai bahan masukan untuk target tahun depan mengingat di APBN masih 15,3 juta KL," ujarnya.

Menurut Nicke, petumbuhan konsumsi solar ‎mengalami peningkatan seiring dengan menggeliatnya kegiatan yang membutuhkan solar subsidi.

Faktor lainnya yaitu bertambahnya pengoperasian jalan tol di Trans Jawa dan Sumatera. Kondisi ini juga membuat alokasi solar subsidi yang ditetapkan tahun ini tidak cukup, sehingga membutuhkan tambahan kuota.

"Demikian juga dengan dibukanya jalur tol baik di Jawa maupun di Sumatera ini yang kemudian juga membuat demand meningkat. Kemudian dengan tren demand seperti itu maka kuota 2019 akan habis di akhir November," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya