Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) atau HK selaku pengelola Tol Pekanbaru-Dumai memaparkan strategi agar tetap memperoleh laba. Untuk diketahui, lalu lintas harian rata-rata (LHR) ruas tol yang menjadi bagian dari Tol Trans Sumatera ini dipandang tidak layak secara bisnis.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan menjelaskan, perusahaan akan mengembangkan value capture dan value creation dari Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Baca Juga
Advertisement
"Value capture dengan memanfaatkan kesempatan bisnis untuk menghasilkan keuntungan yang mendukung pembiayaan pembangunan (JTTS) Jalan Tol Trans Sumatera selanjutnya, dan value creation untuk melaksanakan pengusahaan JTTS agar menghasilkan manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat dan pengguna JTTS," terangnya, Jumat (29/11/2019).
Nantinya setelah tol Pekanbaru-Dumai ini jadi, Hutama Karya juga akan mengembangkan kawasan industri, residensial atau pemukiman, pariwisata, dan mix-use area.
"Hadirnya Tol Pekanbaru-Dumai juga akan membuka lapangan kerja dan konektivitas baru disini. Hutama Karya saat ini masuk ke dalam 3 besar Investor di Riau, sehingga kami ingin memastikan bahwa investasi yang kami lakukan di sini akan memberikan manfaat tidak hanya bagi perusahaan, namun juga bagi masyarakat di Provinsi Riau," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemajuan Pembangunan
Berdasarkan laporan Hutama Karya, keberadaan Tol Pekanbaru-Dumai ternyata disambut baik oleh asosiasi pengusaha. Tol ini dipandang akan berdampak pada pergerakan ekonomi dan mempermudah arus pergadagan karena dumai akan menjadi pintu masuk bagi 48 persen pedagang dunia melalui Selat Malaka.
Seluruh stakeholder mendukung penuh dan berharap bahwa jalan tol ini dapat cepat selesai dan beroperasi sesegera mungkin.
Hingga hari ini, Hutama Karya tengah membangun 469,5 km Jalan Tol Trans Sumatera, dengan 179 km Jalan Tol Trans Sumatera yang sudah beroperasi penuh.
Tol yang sudah beroperasi tersebut yakni ruas Bakauheni-Terbanggi besar sepanjang 140 km, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 km, ruas Medan-Binjai sepanjang 17 km, dan ruas Palembang-Indralaya sepanjang 22 km.
Sedangkan progress tol yang sudah terbangun namun belum beroperasi adalah ruas Sigli-Banda Aceh sepanjang 14 km dan ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 87,5 km.
Advertisement