Liputan6.com, Jakarta - Kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuding adanya campur tangan menteri dalam pertarungan calon ketua umum di Munas Golkar. Sejumlah menteri Jokowi bahkan disebut mempengaruhi pemilik suara di Munas untuk memilih Airlangga Hartarto.
Salah satu menteri yang dituding adalah Pratikno. Menteri Sekretaris Negara ini pun membantah tudingan tersebut.
Advertisement
"Di Golkar? Apa urusanku sama mereka. Apa urusanku? Kacau kamu. Memang aku pernah orang partai?" kata Pratikno di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (29/11/2019).
"Yang milih siapa Golkar itu? Yang milih? DPD kan. Aku enggak tahu enggak tahu siapa DPD. Ini baru tahu yang milih DPD," ungkap Pratikno.
Dia pun menegaskan, kehadirannya ke Kemenko Polhukam hanya berkoordinasi dengan Menko Mahfud Md untuk menyampaikan pesan Presiden, sebelum dia ke Papua.
"Aku sudah kasih tahu. Ke sini itu urusan Pak Menko akan ke Papua. Jadi Presiden titip agar nanti mumpung ke Papua, itu elaborasi, juga solusi yang apa namanya lebih ke pendekatan ekonomi, kesejahteraan, budaya dan seterusnya jadi penekanan yang utama," ungkap Pratikno.
Saat ditanya apakah Airlangga yang didorong menjadi Ketua Umum Golkar? Dia mengatakan. "Apanya? (Airlangga itu) Menko Perekonomian," pungkas Pratikno.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tudingan Loyalis Bamsoet
Loyalis bakal calon Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Syamsul Rizal, mengatakan ada campur tangan menteri kabinet Jokowi dalam proses pemilihan Ketua Umum Golkar. Kata dia, ada menteri Jokowi yang sengaja menekan DPD Golkar untuk memilih Airlangga Hartarto.
"Jadi ada pembantu Presiden, saya enggak mau sebut nama, tapi ada tiga pembantu Presiden yang telepon DPD-DPD dan ketua-ketua DPD I dan kepala-kepala daerah untuk pilih Airlangga," kata Syamsul di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Dia mengatakan, tiga menteri ini berasal dari Partai Golkar, akademisi dan satu lagi berasal dari partai lain. Terkait menteri partai lain, Syamsul menyebut nama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
"Yang muncul sangat santer itu adalah Pak Pratikno. Mensesneg," ungkapnya.
Kendati demikian, Syamsul menegaskan Presiden Jokowi tidak mengetahui ada menterinya melakukan hal itu.
"Tiga menteri ini enggak punya jabatan politik di parpol, hanya mau cari legitimasi politik ke presiden. Biar presiden itu percaya mereka punya kekuatan politik padahal sebenarnya enggak," ucapnya.
Advertisement