Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, mengajak kepala sekolah dan pengawas sekolah menerapkan paradigma kepemimpinan yang melayani. Ia menyebut kepala dan pengawas sekolah memiliki peran penting meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan mengembangkan potensi peserta didik yang berkarakter.
“Saya ingin mengajak mengubah paradigma kepemimpinan yang tadinya itu sebagai penguasa atau pengendali atau regulator, menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani,” pesan Mendikbud pada Simposium Internasional Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Advertisement
Setiap melakukan interaksi, kata Mendikbud, ia mengingatkan bahwa tugas pemimpin adalah membantu bawahan dalam mengerjakan tugas .
“Kita sebagai pimpinan, harus membantu bawahan kita. Ini mungkin perubahan dasar yang terpenting. Setiap kali kita berinteraksi, pertanyaan pertama adalah apakah saya telah membantu bawahan dalam mengerjakan tugasnya,” imbuhnya.
Simposium Internasional yang diselenggarakan oleh Ditjen GTK Kemendikbud sebagai rangkaian dari peringatan Hari Guru Nasional tahun 2019, berlangsung pada 27 s.d. 30 November 2019, mengangkat tema “Innovative School Leadership to Improve Student Learning and Wellbeing”.
Dalam simposium ini, selain menghadirkan narasumber praktisi dan akademisi dalam negeri juga menghadirkan narasumber dari Australia dan Filipina. Di samping itu, turut berbagi praktik baik para kepala sekolah dan pengawas sekolah berprestasi tingkat nasional yang dapat menjadi inspirasi bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah lainnya.
“Untuk mencetak generasi berikut kita yang inovatif, kreatif, dan penuh dengan religius, moralitas, dan berkarakter, organisasi sekolah harus bekerja dengan cara kreatif inovatif dan dengan karakter integritas,” terang Mendikbud.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Saling Memberi Masukan
Mendikbud juga menyampaikan pentingnya saling memberikan masukan antarguru, kepala sekolah, dan pengawas untuk perbaikan proses pembelajaran.
“Yang terpenting adalah antara guru, antara kepala sekolah, antara pengawas untuk berkumpul dan bercerita mengenai pengalamannya, bertukar pikiran, berdebat, dan menggali informasi dari sesama pelaku pendidik,” terang Mendikbud.
Advertisement