3 Blunder Fatal Unai Emery sehingga Dipecat Arsenal

Padahal, datang sebagai penerus Arsene Wenger, ekspektasi Arsenal epada Emery sebelumnya sangat tinggi.

oleh Aditya Wicaksono diperbarui 01 Des 2019, 14:50 WIB
Unai Emery. (AFP/Oli Scarff)

Jakarta - Arsenal mengambil keputusan berani dengan menggeser Unai Emery dari kursi manajer. Manajemen klub mengambil sikap menyusul performa buruk di lapangan. 

Padahal, datang sebagai penerus Arsene Wenger, ekspektasi kepada Emery sebelumnya sangat tinggi. Pengalamannya bersama Sevilla dan PSG dinilai cukup untuk menjadikannya sebagai pilihan yang tepat.

Musim perdana di Premier League, Emery menunjukkan performa yang menjanjikan. Namun, capaian tersebut tidak disertai dengan konsistensi.

Sejumlah permasalahan harus dihadapi Emery. Premier League bukanlah tempat bagi manajer yang berstatus medioker, karena itu Emery diharuskan mengerahkan seluruh fokusnya dalam menangani Arsenal.

Belum lagi serangan media di Inggris yang luar biasa kejam. Setiap gerak Emery menjadi perhatian. Hingga detail terkecil tak luput dari pantauan media di Inggris.

Tekanan demi tekanan dirasakan Emery. Hal itu tak didukung dengan ketenangan skuatnya. Pergolakan demi pergolakan terjadi sehingga akhirnya Emery harus menerima takdir diberhentikan oleh Arsenal.

Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan Emery di Arsenal:


Kebijakan Transfer Pemain

Pemain Arsenal, Nicolas Pepe. (AP/Alastair Grant)

Arsenal di bawah kendali Emery mendatangkan lima pemain baru pada musim pertamanya di klub tersebut. Para pemain tersebut adalah Stephan Lichtsteiner, Bernd Leno, Sokratis Papastathopoulos, Lucas Torreira, dan Matteo Guendouzi.

Para pemain tersebut masih menghuni skuat Arsenal, namun mereka tak menunjukkan potensi terbaik. Hanya Guendouzi yang tampil menjanjikan.

Pada tengah musim, Arsenal mendatangkan Denis Suarez dari Barcelona dengan status pinjaman. Namun, Emery hampir tidak pernah memainkannya hingga ia dikembalikan ke Barcelona.

Pada musim panas 2019, Arsenal mengeluarkan dana transfer yang besar. Mereka mendatangkan Nicolas Pepe dari Lille dengan status pemain termahal di klub tersebut.

Namun, Pepe tak menunjukkan performa positif. Ia sudah dianggap sebagai pembelian gagal karena Emery tak bisa memaksimalkan potensinya.


Pertikaian dengan Pemain

Mesut Ozil bersama Unai Emery. (AFP/Glyn Kirk)

Unai Emery tak memerlukan waktu lama untuk berselisih paham dengan para pemainnya. Pada musim perdananya, pertikaian antara Emery dan Mesut Ozil sangat terlihat.

Pemberitaan mengenai Ozil dan Emery terjadi sepanjang musim dan berlanjut ke musim 2019-20. Hal tersebut semakin memanas setelah beberapa pemain lain ikut kesal kepada Emery.

Granit Xhaka menjadi pemain berikutnya yang menunjukkan ketidaksukaannya kepada Emery. Ia dicopot dari jabatan kapten tim setelah berselisih dengan suporter.

Selain itu, Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette juga mengancam akan meninggalkan Arsenal jika Emery dipertahankan.


Menolak Melihat Realitas

Unai Emery. (AFP/Daniel Leal-Olivas)

Arsenal menunjukkan performa yang konsisten. Mereka sempat meraih hasil positif pada awal-awal musim 2019-20. Namun perlahan, peforma positif tersebut memudar.

Meskipun begitu, pernyataan yang dikeluarkan Emery tak menunjukkan realitas dari penampilan Arsenal di lapangan. Mungkin, Emery hanya berusaha menjaga positivitas Arsenal, namun hal tersebut tak membantu.

Suporter dan pengamat bisa melihat bagaimana para pemain tak menjalankan permainan sesuai instruksi dari Emery.

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Aditya Wicaksono/Editor: Wiwig Prayugi, published 30/11/2019)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya