Liputan6.com, Jakarta - Keluarga atlet senam artistik asal Kota Kediri, Jawa Timur, SA, ingin agar nama baik atlet itu bisa dipulihkan, karena tudingan masalah keperawanan dari tim pelatih senam.
"Tentu kami ingin. Namun, kami serahkan semua ke kuasa hukum," kata ayahanda SA, Satrio Utomo, saat dikonfirmasi wartawan di Kediri, Minggu, (1/12/2019), demikian mengutip Antara.
Ia mengemukakan, kondisi anaknya saat ini tidak enak badan. Terlebih lagi, masalah itu juga membuat Shalfa Avrila tidak lagi bersemangat.
Baca Juga
Advertisement
Satrio Utomo hanya berharap ada jalan keluar terbaik untuk anaknya.Disinggung rencana bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait dengan kejadian ini, Satrio Utomo menyebutkan dirinya menunggu tindak lanjut kuasa hukumnya.
"Rencana bertemu dengan gubernur masih menunggu dari kuasa hukum. Kalau Shalfa kebetulan tidak enak badan," tambah dia.
Selanjutnya
Atlet senam artistik SA gagal ikut ajang SEA Games 2019, setelah dipulangkan oleh pelatih. Ia mengklaim dituduh tidak lagi perawan, tetapi tim pelatih menyatakan alasan pemulangan karena indisipliner dan penurunan prestasi.
Ayu Kurniawati, ibu kandung SA, mengatakan, anaknya sebenarnya dia tidak mau (sekolah di Gresik) dan mau pindah ke Kediri, karena malu. Padahal, dirinya sudah mengajak SA memeriksa di RS Bhayangkara Kediri dan hasilnya selaput dara masih utuh.
Ayu mengaku sempat kecewa, karena dari tim pelatih ternyata tidak mau menerima hasil tes tersebut dan meminta agar dilakukan tes ulang di RS wilayah Gresik. Ibunda SA sempat keberatan dengan permintaan tim pelatih itu, sebab tes sudah dilakukan dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Kini, anaknya mengaku sudah tidak lagi bersemangat untuk ikut latihan, karena masalah tersebut. Bahkan, berencana pindah sekolah ke Kediri.
Namun, karena anaknya sudah kelas tiga dan tinggal beberapa bulan lagi ujian, sang ibu menguatkan agar SA tetap bersemangat. Terkait dengan tudingan indisipliner, ia menyatakan berbeda dengan apa yang ditudingkan oleh tim pelatih di awal-awal pada anaknya, hingga tidak bisa ikut SEA Games 2019.
"Kalau saya tidak masalah indisipliner. Tapi yang belakangan kan itu. Awalnya soal tidak perawan, kami kaget, shock, tidak bisa berpikir apa-apa, sudah buntu, anaknya juga down," lanjut dia. Ia berharap, kejadian ini tidak terulang kepada atlet lainnya dan cukup anaknya saja yang menjadi korban.
Advertisement