Produksi Listrik PLTB Sidrap Turun di Akhir Tahun

Turunnya produksi listrik ini disebabkan hembusan angin yang lebih rendah di akhir tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Des 2019, 11:00 WIB
Deretan turbin di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1 di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9). PLTB Tolo 1 akan menjadi kebun angin skala besar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap. (Liputan6.com/Pool/ESDM)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 75 Mega Watt di Sidrap, Makassar menjadi angin segar pemanfaatan energi baru terbarukan. Sejak diresmikan pada Juli 2018, PLTB ini menambah pasokan listrik untuk PLN khususnya di Sistem Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat.

Sub Station Manager PT UPC Sidrap Bayu Energi, Hamiruddin Saguni mengatakan, dalam dua tahun terakhir, PLTB Sidrap telah memproduksi listrik lebih dari 400 Mega Watt hour (MWh). Lebih dari setengahnya diproduksi pada 2019 dan sisanya dihasilkan setelah PLTB Sidrap beroperasi secara komersial.

Dengan begitu, ada peningkatan produksi. Namun, dengan melihat data yang ada produksi energi listrik yang maksimal terjadi pada April hingga Oktober. Sementara pada November-Maret rata-rata lebih rendah.

"Penurunan produksi energi listrik ini seiring dengan musim penghujan dimana kecepatan angin sudah mulai menurun jadi bukan disebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap mengalami kerusakan," kata Hamiruddin, di Jakarta, Senin (2/12/2019).

PLTB Sidrap yang ditopang dengan 30 turbin dan masing-masing turbin berkapasitas 2,5 MW. Hingga saat ini seluruh turbin PLTB Sidrap masih berfungsi dengan baik.

Sementara saat November hembusan angin yang rendah di wilayah PLTB Sidrap. Kondisi ini memberi kesempatan PT UPC Sidrap Bayu Energi untuk fokus pada perawatan dan perbaikan sejumlah infrastruktur penting di kebun angin ini.

"Tim ahli kami terus bekerja 24 jam setiap hari mengerjakan agenda perawatan terencana guna mempersiapkan PLTB Sidrap memasuki musim penghujan" ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rata-rata Produksi Hingga Oktober 2019

PLTB ini bisa mengaliri listrik 360 ribu pelanggan 450 KV. Proyek ini bagian dari proyek percepatan pembangunan pembangkit 35.000 MW, sekaligus bagian dari upaya Pemerintah mencapai target bauran energi nasional 23 persen dari EBT pada 2025.

Pada November, PLTB Sidrap mengurangi operasinya. Sebelumnya, selama 9 bulan sebelumnya PLTB Sidrap sudah menghasilkan listrik dengan rata-rata 20 persen hingga Oktober 2019. Listrik dari energi bersih dan terbarukan yang dihasilkan kemudian dialirkan ke jaringan PLN Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat.

"Sesuai dengan perjanjian jual beli ketenagalistrikan dimana PLN hanya akan membayar daya listrik yang diproduksi PLTB Sidrap saat angin berhembus. Jika hembusan angin di Perbukitan Pabaressang berhenti dan listrik PLTB Sidrap tak mengalir ke jaringan listrik PLN, maka PLN tidak berkewajiban membayar apapun," paparnya.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan PLN, Syamsul Huda mengungkapkan, sebagian dari bulan November merupakan masa untuk perawatan PLTB Sidrap.

"Kami yakin para ahli di UPC Sidrap sanggup mengerjakan perawatan dengan cepat dan menjaga kualitas tinggi dalam jangka waktu yang singkat, dan ketika tidak ada pasokan listrik ke PLN artinya PLN tidak membayar apapun kepada pihak UPC Sidrap" ungkap Huda.

Tahun 2019 menjadi masa yang menakjubkan bagi PLTB Sidrap, sebuah capaian kelas dunia dari Kabupaten Sidenreng Rappang.

 


Terbesar di Asia Tenggara

Penampakan turbin di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1 di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9). PLTB Tolo 1 memiliki 20 turbin, masing-masing berkapasitas 3,6 MW. (Liputan6.com/Pool/ESDM)

Kini, setelah sebagian besar masa perawatan rampung, PLTB Sidrap telah siap memasuki musim angin baru dengan kepercayaan diri untuk memanen dan menghasilan energi listrik bersih dan terbarukan untuk Sulawesi Selatan dan lebih banyak manfaat tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat Sidenreng Rappang.

PLTB Sidrap merupakan kebanggaan Indonesia karena merupakan PLTB pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Energi listrik yang dihasilkan dapat melistriki 75.000 pelanggan rumah tangga.

Selain itu dengan bertambahnya pasokan pembangkit, saat ini rasio Elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat mencapai 98,25 persen dengan total pelanggan 3.098.209.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya