Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Sihab kembali tak hadir dalam reuni 212 yang diadakan setiap tahun ini. Padahal, ribuan massa reuni 212 telah memadati kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019) pagi.
Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak mengatakan, ada hal tertentu yang menyebabkan Rizieq Shihab tak bisa pulang ke Tanah Air. Saat ini, Rizieq masih berada di Makkah, Arab Saudi.
Advertisement
Dia berharap, Rizieq dapat hadir ke reuni 212 pada 2020.
"Insyaallah pada kesempatan yang akan datang sebelum Reuni 2020 HRS sudah bisa berkumpul dengan kita," kata Yusuf di Monas, Senin.
Dia mengatakan, pihaknya telah berusaha memulangkan Rizieq Shihab. Namun, belum bisa dilakukan.
Berangkat Sendiri
Akhir April 2017, Rizieq Shihab berangkat umrah di tengah kasus dugaan chat seks bersama anak dan istrinya.
Normalnya, umrah memakan waktu kurang dari 2 minggu. Namun, saat Liputan6.com menghubungi pengacaranya pada 12 Mei 2017, Rizieq sudah beberapa minggu berada di luar negeri.
"Beliau masih ada di luar negeri. Putrinya melahirkan. Sekarang ada di Yaman," ujar Kapitra Ampera yang kala itu menjadi pengacaranya ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Tiga bulan berlalu, Rizieq Shihab tak kunjung pulang. Usai dari Yaman, dia ke Arab Saudi.
Dia juga setelah sempat pergi ke Malaysia dengan alasan menyelesaikan studinya. Padahal, sejak Januari 2017, polisi memanggilnya terkait dengan kasus yang menjeratnya. Namun, dia tak kunjung datang hingga akhirnya pergi ke luar negeri.
Advertisement
Moeldoko: Pulang Saja
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko justru mempertanyakan masalah apa sebenarnya yang terjadi pada Rizieq.
"Saya tidak tahu secara teknis tentang negosiasi. Kalau menurut saya sih, apa yang dinegosiasikan? Wong secara, tidak ada yang bermasalah sebenarnya. Pak Rizieq mau pulang, pulang saja, kan begitu," ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Moeldoko menegaskan, pemerintah Indonesia tidak pernah mempersulit Rizieq untuk kembali ke Tanah Air. Pernyataan ini sekaligus membantah tuduhan bahwa pemerintah meminta Arab Saudi mencekal Rizieq.
"Jadi jangan mengembangkan sesuatu yang memang pemerintah tidak melakukan, kalau merasa tercekal ya silakan saja," kata Moeldoko.
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka