Liputan6.com, Pekanbaru - Masyarakat Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, tepatnya di Jalan Guru ujung heboh dengan penemuan jejak Harimau Sumatra. Lokasi si Datuk Belang meninggalkan jejak cukup dengan dengan pemukiman.
Hal ini membuat petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turun ke lokasi. Berdasarkan penilaian sesudah melihat jejak itu, petugas berkeyakinan tapak dimaksud memang milik Harimau Sumatra.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, jejak itu berdiameter 14 centimeter. Diduga tapak itu merupakan milik harimau dewasa yang tengah mengitari wilayah jelajahnya.
"Diperkirakan harimau itu dari taman hutan raya (tahura) di Minas, di sana memang terpantau ada harimau," kata Heru dihubungi wartawan, Senin siang, 2 Desember 2019.
Heru menerangkan, Desa Karya Indah berjarak 18 kilometer dari Tahura Minas. Tak ayal, harimau dewasa yang punya daya jelajah 50 kilometer persegi sampai ke daerah itu.
Heru menyebut Desa Karya Indah, khususnya di perbatasan dengan Kabupaten Siak, termasuk home base harimau. Setiap harimau punya home ring atau wilayah jelajah masing-masing.
"Maka tak heran sampai ke jalan itu, apalagi home base dan home ring di sana masih berhutan," terang Heru.
Heru memperkirakan Harimau Sumatra yang muncul itu tak lagi berada di desa tersebut. Pasalnya, harimau selalu berpindah dan jarang menetap di satu titik daerah jelajahnya.
"Apalagi harimau ini masih liar, menghindari manusia dan muncul malam hari. Makanya jejak itu ditemukan pada malam hari," ucap Heru.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Konflik Satwa
Sebagai tindak lanjut, BBKSDA sudah meminta masyarakat tidak bertindak agresif. Jikalau melihat satwa itu muncul, masyarakat diminta segera menghubungi petugas.
"Namun kewaspadaan tetap diutamakan karena kemunculan harimau susah ditebak, meskipun sering menghindari pertemuan dengan manusia," ucap Heru.
Menurut Heru, masyarakat Desa Karya Indah selalu terbuka dengan kehadiran petugas BBKSDA. Pasalnya di beberapa titik daerah itu, sering muncul satwa dilindungi seperti gajah.
"Jadi sudah terbiasa, sering muncul gajah di sana," ucap Heru.
Sebagai informasi, Tahura Minas masih dihuni beberapa individu harimau. Kondisi berhutan, meskipun perbatasannya sudah dikelilingi perkebunan dan pemukiman, masih membuat harimau bertahan di sana.
Beberapa waktu lalu, sebuah perusahaan pernah memasang kamera pengintai di sejumlah titik untuk memantau keberadaan harimau. Dalam rekaman terlihat beberapa harimau muncul.
Tak jarang, posisi tahura yang dikelilingi perkebunan dan pemukiman itu membuat harimau keluar, seperti kejadian beberapa waktu lalu di salah satu area kerja PT Chevron Pasifik Indonesia.
BBKSDA juga belum bisa memastikan apakah harimau di pipa minyak itu masih individu sama dengan satwa yang muncul di Desa Karya Indah.
Advertisement