556 kapal Nelayan di Semarang Gunakan Bahan Bakar LPG

Pembagian paket perdana konversi BBM ke BBG untuk nelayan ini merupakan kali pertama bagi nelayan Kota Semarang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2019, 11:00 WIB
Kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Senin (10/10). Lebih dari 60 perusahaan, ratusan kapal nelayan dan kapal ikan tak beroperasi dan tutup sebagai bentuk protes kenaikan uang sewa lahan sampai 450 persen (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - 556 kapal nelayan di Kota Semarang menggunakan Liqufied Petroleum Gas (LPG). Hal ini merupakan bagian dari program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bahan Gas (BBG) yang dilaksanakan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM Iwan Prasetya Adhi mengatakan, pada 2019, dibagikan 13.305 unit paket konversi di 38 kabupaten kota, termasuk 556 paket untuk nelayan Kota Semarang.

"Untuk Kota Semarang, pembagian paket konverter kit (konkit) untuk nelayan dilaksanakan di dua lokasi titik serah yaitu di TPI Mangunharjo sebanyak 205 paket dan Tambakmulyo sebanyak 351 paket," kata Iwan, dikutip dari situs resmi Ditjen Migas Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Program ini merupakan amanat Peraturan Presiden No. 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.

Paket yang dibagikan terdiri dari beberapa komponen yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kriteria Nelayan yang Dapat

Sejumlah nelayan memperbaiki kapal di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (27/12). Nelayan tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi sejak sebulan belakangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kriteria nelayan yang menerima bantuan adalah memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 Horse Power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

"Pembagian paket perdana konversi BBM ke BBG untuk nelayan ini merupakan kali pertama bagi nelayan Kota Semarang. Nelayan yang mendapat paket ini, harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila ada syarat tidak terpenuhi, maka tidak akan masuk sebagai calon penerima," jelas Iwan.

 


Diversifikasi Energi

Deretan kapal nelayan terparkir di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (27/12). Nelayan Muara Angke memilih libur melaut karena angin muson barat dan gelombang tinggi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Program yang merupakan bagian dari diversifikasi energi ini, memiliki makna kemudahan akses energi di mana nelayan diberikan pilihan terhadap energi yang akan digunakan. Manfaat dari LPG seperti emisi gas buang yang rendah akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. Selain itu dengan menggunakan LPG bisa menghemat pengeluaran biaya bahan bakar perahu.

"Tujuan lainnya adalah menghemat biaya melaut hingga 50 persen dibandingkan menggunakan BBM dan pada akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan nelayan. Uang dari penghematan biaya operasional melaut ini dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya