Mentan Ajak Pengusaha Jawa Timur Genjot Ekspor

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak pelaku usaha Jawa Timur untuk beri masukan sehingga mampu menggenjot ekspor dengan target 100 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Des 2019, 10:43 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengharapkan Jawa Timur menjadi contoh pelabuhan di Indonesia. Hal ini mengingat penolakan Notification of Non Compliance (NNC) yang sangat kecil dari negara tujuan komoditas yang berasal dari pelabuhan di Jawa Timur.

Syahrul menuturkan, Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan pintu dari Jawa Timur penolakannya sangat kecil. Ini ditunjukkan dari penolakan Notification of Non Compliance (NNC) yang sangat kecil dari negara tujuan komoditas yang berasal dari pelabuhan di Jawa Timur yang merupakan sebuah tanda pemerintah dan seluruh jajaran di Jawa Timur telah maksimal dan kompak. Artinya Karantina Pertanian telah bekerja dengan benar dan kompak sehinggga diharapkan akan terus ditingkatkan.

"Saya berharap ekspor di Jatim semakin lancar dan tidak terjadi kendala yang membuat urusan ekspor di Jatim terhambat. Tentu sajak harapan kita makin lancar di pelabuhan dan tidak terjadi kendala yang membuat kita ribet urusan dengan ekspor. Dan Jatim menjadi contoh pelabuhan di Indonesia," tutur dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (3/12/2019).

Ia juga mengajak pelaku usaha Jawa Timur untuk beri masukan sehingga mampu menggenjot ekspor.Ekspor diharapkan dapat meningkat hingga 100 persen. Target tersebut sebagai pemacu untuk meningkatkan kualitas  komoditas pertanian sehingga target tiga kali lipat ekspor dapat tercapai.

"Seperti yang selalu diingatkan Bapak Presiden, saat ini kita tengah memasuki era kompetisi antarnegara yang semakin sengit. Kita tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi. Saya mengajak para pelaku usaha Jawa Timur untuk memberi masukan sehingga kita mampu genjot ekspor mencapai target kita bersama,” tutur dia saat melepas ekspor pertanian di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 2 Desember 2019.

Adapun pelepasan ekspor itu ke Brazil, Italia, Singapura. Pelepasan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Ekspor ini sebanyak 110 ton senilai Rp 2 miliar. Ekspor itu terdiri  dari pupuk Organik 54 ton senilai Rp 108,6 juta dengan negara tujuan Singapore, Bunga Cengkeh 10 ton senilai Rp. 877,8 juta tujuan Brasil, Biji Kopi Robusta 46 ton senilai Rp 1,02 miliar tujuan Italia.

Pelepasan ratusan ton komoditas pertanian ini membuktikan ekspor merupakan ruang yang cukup bagus untuk memfasilitasi berbagai komoditas yang ada di Indonesia sehingga bisa dikenal dan dinikmati oleh negara luar. Ekspor ini merupakan gerakan yang sesuai dengan ajakan sekaligus instruksi Presiden Jokowi untuk menggiatkan ekspor dan investasi.

"Hari ini dengan segala kebanggaan saya bersama Gubernur Jawa Timur telah membuktikan ekspor kita memiliki ruang yang cukup bagus untuk menjadi bagian yang mengenergi ekonomi kita dan memfasilitasi berbagai komoditi yang kita miliki," kata dia.

Ia juga mengungkapkan bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkomitmen mendorong seluruh eksportir dapat berakselerasi lebih tinggi lagi. Kementan bersama kementerian terkait, pemerintah daerah dan stakeholder lainya membangun Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Grati-Eks) pertanian yang dilakukan secara bertahap, terukur, terencana pada kurun waktu 4 tahun mendatang secara bersama-sama.

"Grati-Eks, merupakan ajakan kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian untuk bekerja dengan cara yang tidak biasa.Bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerjasama yang kuat," kata dia.

"Jatim memiliki segalanya. Saya bersama Ibu Gubernur berkomitmen mendorong seluruh eksportir kita bisa akselerasi lebihnya tinggi. Dan hari ini kita buktikan dengan melepas komoditas pertanian dengan nominal Rp800 miliar," ia menambahkan.

Ia mengharapkan, kepada seluruh dunia usaha agribisnis dengan potensi dan iklim yang telah terbangun ini dapat terus ditingkatkan. “Tiga kali loncatannya dalam lima tahun ke depan,” tutur dia.

Dalam pelepasan ekspor ini, mentan sekaligus menyerahkan sertifikat ekspor dan dilakukan juga menandatanganan deklarasi ekspor pertanian Jawa Timur tiga kali lipat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Nilai Ekspor Pertanian Jatim Naik Jadi Rp 70 Triliun

Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Penyebab kinerja ekspor sedikit melambat karena dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dan mitra dagang utama, seperti AS, China, dan Jepang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa mengatakan mobil ekspor yang dimiliki Badan Karantina Pertanian sebagai terobosan akselerasi ekspor akan membantu para produsen sekala menengah bisa terkonsolidasikan. Sebab tak semua terkonfirmasi apa saja persyaratan ekspor.

"Makanya proses literasi dan edukasi yang masif akan membuka harapan seperti pak menteri sampai kan tiga kali lipat ekspor," ujarnya. 

Oleh karena itu, mantan Menteri Sosial ini mendorong agar suasana perekonomian di Jatim bisa tumbuh signifikan. Sebab Jatim dan Jateng merupakan penopang ekonomi cukup tinggi.

"Makanya kita harus menjaga suasana stabilitas ekonomi, keamanan terjaga ,masyarakat produktif dan saya berharap presiden meningkatkan ekspor dan membuka lapangan kerja sebanyak –banyaknya,” ujar dia.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan kinerja eksportasi produk pertanian yang melalui Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Jawa Timur menunjukan tren cukup menggembirakan. Dibandingkan 2018 dan 2019 hingga 2 Desember 2019 adalah masing-masing indikator yakni frekuensi meningkat 8 persen, volume meningkat dari 18,6 persen.

Pada 2018 hanya 16,3 juta ton menjadi 20,1 juta ton pada 2019 dan nilai ekonomi meningkat 100 persen dari Rp 35,3 triliun pada 2018 menjadi Rp. 70,8 triliun pada 2019.

"Dan yang akan terus menjadi fokus kerja kami, selaku otoritas karantina adalah memastikan produk pertanian yang akan diekspor telah terjamin kesehatan dan keamanannya," bebernya.

Menjalankan peran sebagai alat perdagangan atau economic tools, Ali Jamil menyatakan Badan Karantina Pertanian mengambil langkah dengan layanan yang berorientasi mendorong akselerasi ekspor.

"Selain itu, juga mengemban peran sebagai pelindung sumber daya alam hayati Indonesia dengan melakukan pengawasan lalu lintas hewan, tumbuhan dan produknya diseluruh pintu pemasukan dan pengeluaran NKRI," tutur dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya