Masuk Daftar 100 Kota Berbahaya di Dunia, Jakarta Masih Lebih Aman dari Kuala Lumpur

Menurut sebuah daftar yang dikeluarkan oleh Numbeo, Jakarta masuk dalam 100 kota berbahaya di dunia. Namun, posisi ibu kota masih terbilang lebih aman jika dibandingkan dengan Kuala Lumpur (KL).

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2019, 17:02 WIB
Pemandangan Kota Jakarta dilihat dari puncak Monas pada malam hari, Selasa (5/4). Gubernur Ahok telah meresmikan Wisata Malam Monas. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Ibu kota Indonesia Jakarta dianggap lebih aman dibandingkan tiga kota di Malaysia, Kuala Lumpur, Petaling Jaya dan Johor Bahru dari sisi tingkat kriminalitas dan rasa aman warganya.

Indeks yang dikeluarkan oleh Numbeo, sebuah data base yang mendapatkan data dari pengguna langsung membuat peringkat kota-kota di dunia berdasarkan statistik mengenai tingkat kejahatan, layanan kesehatan, polusi biaya hidup, dan indikator sosial lainnya.

Dilansir dari ABC Indonesia, Selasa (3/12/2019), dalam peringkat soal kriminalitas, Jakarta berada di peringkat ke-92 dengan indeks kriminalitas 54.26, sementara kota Indonesia lainnya Bali berada di peringkat 133 dengan indeks kriminalitas 47.66.

Semakin rendah peringkat sebuah kota semakin menunjukkan bahwa kota tersebut dianggap lebih aman.

Tiga kota di Malaysia Kuala Lumpur, Petaling Jaya dan Johor Bahru memiliki peringkat yang lebih tingi sehingga dianggap lebih berbahaya.

Kuala Lumpur yang pernah menjadi ibukota Malaysia namun sekarang masih menjadi pusat bisnis berada di peringkat 34, dengan indeks 66.21, Petaling Jaya di peringkat 62 (indeks 68.28) dan Johor Bahru di peringkat 78 dengan indeks 56.82.

Pertanyaan yang diajukan dalam survei adalah hal-hal yang berkenaan dengan tingkat keamanan dan kriminalitas.

Dalam tiga tahun terakhir ada 287 penduduk Jakarta yang memberikan pendapat mereka.

Untuk pertanyaan apakah mereka merasa aman berjalan kaki sendirian di siang hari, 66 persen mengatakan merasa aman, dan ini termasuk kategori tinggi, sementara untuk berjalan kaki sendirian di malam hari hanya 34.77 persen yang merasa aman.

Angka yang paling tinggi untuk Jakarta adalah masalah korupsi dan penyuapan, dengan 84.36 persen mengatakan hal tersebut banyak terjadi di sini.

Sementara itu untuk Bali, rasa aman berjalan kaki di siang hari lebih rendah dibandingkan dengan Jakarta, namun berjalan kaki di malam hari di Bali dirasakan lebih aman dibandingkan di Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kota Mana yang Paling Berbahaya?

Warna-warni mural menghiasi tembok di permukiman kumuh Petare di Caracas pada 29 Mei 2019. Petare yang merupakan kawasan kumuh terbesar di Venezuela menjadi rumah bagi lebih dari 500.000 jiwa. (Photo by MARVIN RECINOS / AFP)

Untuk hal seperti kekhawatiran dirampok, mobilnya dicuri, diserang, ataupun mendapat serangan karena SARA, kekhawatiran hanya sekitar 45-50 persen.

Dua kota di Australia yaitu ibukota negara bagian Northern Territory Darwin dan Townsville di negara bagian Queensland juga lebih tinggi angka kriminalitasnya dibandingkan Jakarta dan Bali.

Darwin berada di peringkat 50, sementara Townsville berada di peringkat 65.

Kekhawatiran utama bagi warga di Darwin adalah tingkat kriminalitas pada umumnya, takut dirampok, takut mobilnya dirusak, dan menjadi korban kejahatan kekerasan.

Kota yang dianggap paling berbahaya di dunia adalah ibukota Venezuela Caracas dengan indeks 84.92 disusul di tempat kedua Port Moresby, ibukota Papua Nugini.

Beberapa kota di Afrika Selatan seperti Pietermaritzburg, Pretoria, Durban dan Johanesburg masuk dalam 10 besar kota-kota yang memiliki angka kriminalitas yang tinggi.

Menurut Numbeo, survei yang mereka kumpulkan mendapat pelaporan dari 77.151 orang yang tinggal di 5.423 kota di seluruh dunia.

Laporan yang muncul dalam survei itu adalah perkiraan umum mengenai tingkat krimimalitas di satu kota, dan suvei tersebut diperbaiki secara teratur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya