Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) memandang Benua Afrika sebagai salah satu pasar infrastruktur yang menjanjikan pada 2020 mendatang.
Menurut catatan perseroan, rencana masterplan proyek strategis nasional negara-negara di kawasan Afrika Barat dari 2020-2045 di sektor infrastruktur, energi, telekomunikasi, dan railway akan mencapai nilai fantastis USD 119,8 miliar.
Direktur Operasi III yang membawahi Divisi Luar Negeri Wika, Destiawan Soewardjono, menganggap bahwa itu adalah potensi besar bagi BUMN Indonesia untuk berpartisipasi aktif menjajaki proyek-proyek tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Melalui sinergi yang baik antara Pemerintah, BUMN, pelaku usaha Indonesia dan lembaga keuangan khusus milik pemerintah seperti LPEI akan menghasilkan kontribusi besar bagi devisa yang masuk ke Indonesia di masa mendatang dan juga menjadikan BUMN kita di luar negeri tidak kalah bersaing dengan negara-negara seperti Tiongkok, Turki, Jepang dan Korea Selatan," urainya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2019).
Destiawan mengatakan, penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018 dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue pada Agustus 2019 telah memberikan peluang kerjasama konkret sebagai pasar prospektif bagi pelaku usaha Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, konstruksi, serta industri strategis nasional.
Menurutnya, atmosfir tersebut tentu saja memberi angin segar bagi Wika untuk berekspansi ke pasar luar negeri, khususnya Afrika.
"Perseroan menargetkan pada tahun 2020 mendatang akan menyasar ke 3 negara baru di Kawasan Afrika Barat dan Timur yaitu Senegal, Pantai Gading dan Zanzibar-Tanzania dengan rencana perolehan OK baru dari proyek-proyek luar negeri di tahun mendatang sebesar Rp 5,18 triliun," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wika Ajukan Diri Bangun Ibu Kota Baru ke Pemerintah
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) menyatakan kesiapannya untuk mendukung pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Direktur Utama Wika Tumiyana menyatakan dipilihnya Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru sekaligus menjadi peluang bagi perusahaan untuk ekspansi ke wilayah tersebut.
“Wika selalu siap untuk ambil bagian dalam mempersiapkan ibu kota baru, termasuk diantaranya melalui mekanisme Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan Infrastruktur,” tegas Tumiyana kepada wartawan, Rabu (28/8/2019).
Selain itu, tambah Tumiyana, kapasitas balance sheet Wika saat ini juga cukup kuat untuk menopang rencana tersebut, dimana saat ini kemampuan capex spending kita mencapai Rp 20 triliun dan akan terus meningkat setiap tahunnya.
Lebih lanjut, Tumiyana berpandangan bahwa Wika secara aktual, saat ini memiiki kapasitas yang sangat baik dari segi industri, baik baja, beton, maupun aspal yang kemudian menyokong konstruksi dan infrastruktur sebagai bisnis utamanya.
“Sehingga, bilamana dibutuhkan oleh Pemerintah dalam konteks katalisasi pemindahan Ibukota, maka Wika sangat siap berada di barisan terdepan untuk terlibat dalam misi besar tersebut” ujar Tumiyana.
Selain dari sudut konstruksi, Wika juga merespon cepat putusan pemindahan Ibu kota tersebut sebagai sebuah peluang besar untuk melaksanakan investasi di bidang properti. Wika kini menjadikan investasi sebagai arah bisnis masa depan perusahaan guna mendapatkan recurring income (pendapatan berulang).
“Pengembangan suatu kawasan akan memiliki prospek besar untuk bertumbuhnya kawasan-kawasan ekonomi terpadu, termasuk hunian dengan values yang terus akan meningkat,” tambah Tumiyana.
Advertisement