Liputan6.com, Malaysia - Menteri Menteri Pariwisata Malaysia Mohammadin Ketapi menyebut pameran tato yang berlangsung di negeri jiran sebagai ajang "cabul". Ia pun memerintahkan penyelidikan setelah foto-foto pria dan wanita setengah telanjang menjadi viral di media sosial di negara yang mayoritas Muslim itu.
Penyelenggara pameran tersebut mengatakan dalam situsnya bahwa Pameran Tato Malaysia yang digelar selama tiga hari dan diikuti peserta dari 35 negara itu didukung menteri pariwisata serta menteri seni dan budaya.
Advertisement
Namun, kementerian mengatakan acara pada 2019 ini melanggar standar untuk pertama kalinya sejak diadakan pada 2015, dan menteri bersumpah memberikan "tindakan tegas" terhadap penyelenggara.
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak memberikan persetujuan untuk "parade setengah telanjang" dan pertunjukan tato internasional yang sebelumnya diadakan di bagian Malaysia di pulau Kalimantan tidak terdapat unsur ketelanjangan seperti yang sekarang.
Salah satu penyelenggara acara, Carlos Benny Majakil, mengatakan bahwa dia tidak bisa berkomentar mengenai masalah ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pameran Tato Bukanlah Budaya Malaysia
Dikutip dari BBC, Selasa (3/12/2019), Menteri Pariwisata Mohammadin Ketapi mengatakan, "Kami akan menunggu laporan investigasi penuh dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum jika mereka ditemukan telah melanggar ketentuan yang ditetapkan."
"Tidak mungkin bagi kementerian untuk menyetujui program apa pun yang mengandung unsur kecabulan seperti ini," jelasnya.
Gambar-gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan para peserta yang memiliki banyak tato diseluruh badannya dan berpose semi telanjang. Dalam kasus ini, media Malaysia "mengaburkan" beberapa gambar yang viral itu.
Menteri Ketapi mengatakan bahwa pameran tato tersebut bukanlah budaya Malaysia, mengingat mayoritas warga negara Malaysia adalah umat Muslim.
Sekitar 60% dari 32 juta orang adalah umat muslim, dan saat ini Malaysia sudah bergerak lebih ke arah konservatisme religius.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement