Liputan6.com, Jakarta - Bambang Soesatyo atau Bamsoet mundur dari Caketum Golkar setelah pertemuan dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie sebelum Munas digelar. Isu ini disebut-sebut penyebab di balik pengunduran diri Bamsoet dari kontestasi di Munas Partai Golkar.
Lantas apakah benar ada intervensi Luhut dalam pengunduran dirinya dari bursa calon ketua umum Paartai Golkar?
Advertisement
"Enggak ada, enggak ada," ujar Bamsoet di Hotel Ritz-Carlton Kuningan, Jakarta, (3/12).
Bamsoet mengatakan tidak ada Luhut Binsar Panjaitan menjadi utusan Presiden Joko Widodo. Menurutnya Luhut tak mungkin jadi jembatan Istana. Dia malah bilang dalam pertemuan tersebut juga ada Aburizal yang merupakan senior Golkar.
"Masa pak Luhut jadi jembatan," ucapnya sambil tertawa.
Ketua MPR itu mengatakan, kalau para senior turun seperti Ical dan Luhut, atau Akbar Tandjung dan Agung Laksono, artinya ingin menyelesaikan masalah internal.
"Kita sama bertemu dengan Pak Ical kemudian Pak Akbar, Pak Agung jadi kalau di Golkar itu begitu para senior turun dan Dewan Pembina turun, ya untuk merangkul adik-adiknya menjelaskan itulah cara-cara kami menyelesaikan masalah internal kami," kata Bamsoet .
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dengar Nasihat Senior
Dia pun menegaskan, keputusan mundur karena mendengar nasihat para senior Golkar. Bamsoet menyebut tidak ingin Golkar makin panas.
"Setelah saya cermati perkembangan terakhir maka saya memutuskan atas saran nasihat dan pendapat dari para senior dan para ketua Dewan Pembina Dewan Kehormatan dan Dewan Penasihat," ujar Bamsoet.
Bamsoet menambahkan yang terpenting bagi Golkar adalah rekonsiliasi agar suasana menjadi adem. Dia berharap Airlangga menjalankan tugas kepartaian dengan baik.
"Yang paling penting bagi Partai Golkar adalah kita melakukan rekonsiliasi supaya adem. Itu sudah saya lakukan," kata dia.
Advertisement