Curhat Bamsoet Usai Mundur dari Calon Ketum Golkar

Mundurnya Bamsoet terungkap usai bertemu dengan Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie atau Ical, dan Luhut Binsar Panjaitan.

oleh Maria Flora diperbarui 04 Des 2019, 09:36 WIB
Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/7/2019). Bamsoet mendeklarasikan diri sebagai pesaing Airlangga Hartarto bersama tiga orang lainnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bambang Soesatyo memutuskan mundur dari bursa calon ketua umum Partai Golkar. Mundurnya Bamsoet hanya selang beberapa jam sebelum pembukaan musyawarah nasional atau munas Partai Golkar tadi malam, Selasa, 3 Desember 2019.

Keputusan Bamsoet itu ternyata menjadi perhatian oleh Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional X Partai Golkar.

"Saya senang sekali musyawarah Nasional ini menunjukan kedewasaan yang baik," ungkap Jokowi di Ballroom Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Mundurnya pria yang akrab disapa Bamsoet ini terungkap usai melakukan pertemuan tertutup dengan Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie atau Ical, dan Luhut Binsar Panjaitan. Pertemuan digelar sekitar 30 menit di Kantor Kementerian Kemaritiman dan Investasi.

Sempat berembus kabar, mundurnya Bamsoet sebagai caketum partai beringin atas perintah Jokowi. Atas isu tersebut, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan membantahnya.

"Enggak ada. Arahan kami saja untuk Golkar. Tidak ada yang menekan-nekan," jawab Luhut saat dikonfirmasi merdeka.com.

Berikut ini curhat Bamsoet di balik pengunduran dirinya?

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Nasihat Senior

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menjadi pembicara kunci dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Posbakum Golkar di Jakarta, Selasa (12/11/2019). Diskusi tersebut membahas mengangkat tema 'Golkar Mencari Nakhoda Baru'. (Liputan6.co/Johan Tallo)

Bamsoet mengatakan, keputusannya untuk mundur berdasarkan nasihat para seniornya di Partai Golkar.

"Saya tidak bisa lawan nasihat senior saya," kata Bamsoet saat ditanya alasannya mundur di Kemenko Kemaritiman, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Desember kemarin.

Dia berharap keputusannya ini dapat membuat Golkar makin maju dan tetap solid.

"Ini untuk jaga persatuan dan mendengarkan saran, pendapat, nasihat senior," ucap dia.

Bamsoet menambahkan, tindakannya bertemu dengan para senior merupakan salah satu cara dan kultur di Golkar dalam menyelesaikan permasalahan internal.

"Inilah cara Partai Golkar selesaikan masalah. Ketika senior kumpul dan sampaikan saran, pendapat, kami yang muda akan patuh. Inilah cara Golkar menyelesaikan masalah setajam apapun," ucap Ketua MPR ini.


Tidak Ingin Golkar Makin Panas

Calon Ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo saat mendaftarkan diri di Kantor DPP partai Golkar, Slipi,Jakarta Barat. (Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra)

Bamsoet juga menyebut bahwa dirinya tak ingin situasi di dalam Partai Golkar semakin panas menjelang Munas.

"Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan, yang pertama setelah saya mencermati perkembangan Partai Golkar jelang Munas yang semakin panas," ucap Bamsoet usai pertemuannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, politikus senior Partai Golkar Luhut Pandjaitan dan Airlangga Hartarto.

Bamsoet menambahkan, yang terpenting bagi Golkar adalah rekonsiliasi agar suasana menjadi adem. Dia pun berharap, Airlangga dapat menjalankan tugas kepartaian dengan baik.

"Yang paling penting bagi Partai Golkar adalah kita melakukan rekonsiliasi supaya adem. Itu sudah saya lakukan," kata dia.


Jaga Soliditas dan Keutuhan Golkar

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa saat ini, bangsa Indonesia tengah merasakan ancaman yang luar biasa terhadap karakter serta jati diri bangsa

Tantangan dalam bidang ekonomi dan politik yang akan dihadapi Golkar ke depan menjadi salah satu alasan mengapa Bamsoet memilih mengundurkan diri dari bursa calon ketum Partai Golkar.

Menurut Bamsoet, untuk menghadapi semua itu dibutuhkan kesolidan dan kekompakan dari seluruh kader partai beringin dalam menjaga situasi internal.

"Kedepannya tak ada lagi pro Bamsoet yang ada adalah pro Golkar dan pro Indonesia maju," ucapnya.

"Maka saya berharap soliditas dan kekompakan Golkar ke depan dalam menjaga situasi internal yang harus terus-menerus terjaga dengan baik dalam menghadapi tantangan. Baik bidang ekonomi maupun politik yang terpenting dalam partai kita kekompakan dalam menyongsong kemenangan Pemilu 2024," tutup Bamsoet.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya