Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ingin para petani tambak di daerah bisa menikmati infrastruktur jalan hingga ke pelosok. Sebab, buruknya infrastruktur di area pertambakan berakibat pada tingginya ongkos angkut hasil tambak.
Edhy menyebut biaya ongkos angkut garam lima kali lipat dari harga jual garam.
"Harga angkutnya Rp 1.200, harga garamnya Rp 200," katanya di acara Rakornas KKP 2019 di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (4/12).
Baca Juga
Advertisement
Politikus Partai Gerindra ini ingin pembangunan infrastruktur juga sampai ke daerah-daerah ujung sebagaimana yang diamanatkan Presiden Jokowi. Apalagi di jalan-jalan tempat pertambakan garam, udang dan sebagainya.
Tidak harus jalan besar atau aspal dengan ketebalan berinci-inci kata Edhy. Terpenting jalan tersebut bisa dilalui oleh mobil pick up dan tidak rusak.
"Makanya kita hadirkan Kementerian PU di sini. Kita lakukan yang kecil dan sederhana dulu," kata Edhy Prabowo.
Selain Menteri PUPR Basuki Hadi, acara ini juga dihadiri dua menteri kabinet Indonesia Maju. Seperti diantaranya, Menteri Perhubungan Budi Karya dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Selain itu Ketua Komisi IV DPR RI Sudin juga datang memberikan masukan dan arahan.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Edhy Prabowo Kampanyekan Makan Ikan di Hari Guru Nasional
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo didampingi Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Agus Suherman melakukan Safari Gemarikan di Junior High Global Islamic School (GIS), Jakarta Timur, Senin, kemarin. Ini dalam rangka kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan),
Kegiatan tersebut juga dihelat sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional melalui kegiatan Parent’s Teaching dan masih dalam suasana Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November setiap tahunnya.
Menteri Edhy menyebut, Indonesia memiliki potensi laut yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal. Indonesia memiliki luas perairan 6,4 juta km2 dan panjang garis pantai 108 ribu km. Dari hamparan perairan laut dan darat, Indonesia memiliki potensi lestari perikanan tangkap 12,54 juta ton per tahun.
Sementara di bidang budidaya, Indonesia memiliki potensi budidaya air tawar 2,83 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha, dan budidaya laut 12,12 juta Ha. Namun pemanfaatan ketiganya masih sangat rendah yaitu masing-masing 10,7 persen, 21,9 persen, dan 2,7 persen.
“Perairan kita juga kaya akan spesies ikan. Setidaknya terdapat 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang,” jelas Menteri Edhy Prabowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Advertisement
Kekayaan Sumber Daya Laut
Selain potensi sumber daya hayati tersebut, menurut Menteri Edhy Indonesia juga memiliki potensi pengembangan wisata bahari, deep sea water, Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC, bioteknologi, industri maritim, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, serta biofarmakologi laut.
“Kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan beragam dan melimpah di hampir sebagian besar wilayah merupakan anugerah bagi Bangsa Indonesia. Ini harus kita manfaatkan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa, serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional,” papar Edhy Prabowo.