Snapchat Belum Berencana Rilis Spectacles di Indonesia

Snapchat menyebut belum berencana untuk merilis kacamata Spectacles di Indonesia. Hal ini dungkapkan

oleh M Hidayat diperbarui 05 Des 2019, 06:30 WIB
Spectacles - Snapchat

Liputan6.com, Jakarta - Snapchat menyebut belum berencana untuk merilis kacamata Spectacles di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Nana Murugesan, Managing Director of International Market, Snap Inc pada wawancara eksklusif bersama awak media Indonesia, Selasa (3/12/2019).

"Kami melihat Spectacles sebagai inovasi produk yang kami lakukan. Kami tidak mengambil strategi seperti mendorong penjualan konsumen untuk itu, tapi kami benar-benar fokus pada bagaimana berinovasi dengan benar. Dan ini adalah strategi jangka panjang yang sangat tepat," tutur Nana.

Nana Murugesan, Managing Director of International Market, Snap Inc. Liputan6.com/MOchamad Wahyu Hidayat

Dia menilai bahwa untuk saat ini Snapchat masih ingin berfokus pada merangkul lebih banyak pengguna Snapchat di Indonesia. 

Kelak, ketika jumlah pengguna Snapchat di Indonesia telah mencapai angka yang diharapkan, tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan memboyong kacamata Spectacles.

"Pada dasarnya ini adalah apa yang ingin kita fokuskan, yaitu mendidik dan memastikan bahwa semua orang memahami siapa kami (produk dan layanan) sebelum kami membawa sesuatu lebih jauh," ujar Nana.


Snapchat Ingin Teknologi AR Terakses Semua Pihak untuk Dorong Ekonomi Digital

Snapchat bisa dibilang sebagai salah satu pelopor teknologi Augmented Reality (AR) di smartphone. Berkat fitur itu, pengguna dapat membuat konten Snaps secara kreatif.

Perusahaan yang didirikan oleh Evan Spiegel itu ingin membuat teknologi AR terakses oleh semua pihak. Oleh sebab itu, Snapchat antara lain membuka akses terhadap alat bernama Lens Studio bagi semua pihak.

Terkini, Lens Studio juga diperkenalkan kepada siswa dan mahasiswa di berbagai sekolah dan universitas selama Snapchat melakukan kunjungan sebagai salah satu strategi untuk membangun komunitas pengguna di Indonesia.

"Pada dasarnya, gagasan Lens Studio adalah untuk mendemokratisasikan Augmented Reality (AR) dan memungkinkan setiap orang untuk masuk ke sana dan membangun pengalaman AR mereka sendiri. Anda tidak harus menjadi seseorang yang akrab dengan pemrograman, Anda tidak harus menjadi seseorang yang seorang insinyur. Pada dasarnya, siapa pun dapat masuk ke platform Lens Studio dan cukup mengikuti semacam template dan panduan yang telah disediakan," tutur Nana.

Lebih lanjut, perusahaan meyakini teknologi AR dapat mendorong ekonomi digital di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

"Kami percaya ada sejumlah keahlian yang sangat penting di tengah-tengah evolusi ekonomi digital saat ini dan kami tahu ekonomi Indonesia menjadi semakin digital. Kami percaya ada beberapa hal berbeda, yang mendorong ekonomi digital, dan kami pikir, AR akan menjadi salah satunya, dan Lens Studio benar-benar cara di mana kami dapat mendidik para siswa untuk bisa mendapatkan keahlian di bidang ini," ujar Nana.

(Why/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya