Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengaku tidak mempersoalkan apabila ada pihak swasta terlibat untuk berbisnis avtur di Indonesia. Sebab, menurut dia dengan banyaknya pihak swasta, justru akan membuat persaingan lebih sehat.
"Saya rasa kan gini, Pertamina bisa memproduksi avtur kalau swasta yang produksi avtur welcome saja. Jadi, kalau swasta ingin berperan sangat welcome," kata Erick, di Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selama pihak swasta hanya memproduksi avtur sah-sah saja. Hanya saja ditegaskan dia, yang tidak bisa dilakukan pihak swasta adalah meminta lisensi untuk melakukan impor.
"Yang tidak boleh cuman minta lisensi impor akhirnya nanti kami-kami yang di BUMN atau di kementerian yang disalahkan. Kami ditugaskan menekan impor migas, tapi di pihak lainnya malah impor terus. Akhirnya kami yang disalahkan lagi," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Monopoli Pertamina
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga memberikan sinyal untuk membuka kesempatan bagi swasta berbisnis avtur di Indonesia. Menurut dia, penjual avtur sebaiknya lebih dari satu operator.
"Yang jelas kita mau lihat ada jangan satu lah intinya (operator)," kata Luhut, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/12).
Menurut Luhut, penjual avtur swasta tidak menutup kemungkinan berasal dari luar negeri. Hal tersebut pun tidak menjadi masalah. "Ya jelas pasti-lah boleh, tidak ada masalah," ujarnya.
Namun ketika ditanyakan pihak swasta ditugaskan menjual avtur di Indonesia Timur, Luhut belum bisa memastikan. Pasalnya, pembahasan harga avtur yang direncanakan hari ini ditunda.
"Kita tunda rapatnya, kita lihat lagi nanti-lah," tegasnya.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement