Pertemuan Pemimpin NATO di London Diwarnai Tensi Tinggi

Pertemuan para pemimpin NATO di London ternyata diwarnai oleh tensi yang tinggi .

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2019, 19:03 WIB
Ilustrasi bendera NATO (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, London - Pertemuan para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di London, yang menandai peringatan ke-70 aliansi itu, menjadi awal yang sulit pada Selasa 3 Desember.

Amerika Serikat, Perancis, dan Turki bertikai mengenai pembagian beban dan masa depan aliansi itu. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (4/12/2019).

Para pemimpin NATO itu menghadiri resepsi yang digelar Ratu Inggris di Istana Buckingham.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump dan Presiden Perancis Emmanuel Macron berselisih mengenai nasib pejuang ISIS asing yang ditahan di Suriah.

Trump mengatakan, tekanan dari AS berarti anggota NATO sekarang membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan - dan aliansi itu harus menangani berbagai ancaman.

Presiden Trump menambahkan: "Banyak orang mengatakan itu dimaksudkan untuk melihat Uni Soviet, sekarang Rusia.

Tetapi kami juga melihat hal-hal lain, apakah itu terorisme Islam radikal, atau pertumbuhan luar biasa China."

Ketegangan di dalam NATO akan memuncak. Bulan lalu Turki mengabaikan keberatan NATO dan tetap melancarkan serangan terhadap pejuang Kurdi di Suriah utara. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kecaman Presiden Trump

Presiden Donald Trump di NATO Summit 2019 emosi karena pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dok: AP

Presiden AS Donald Trump memulai kunjungannya ke London dengan janji untuk tidak mencampuri pemilu Inggris yang dijadwalkan berlangsung 12 Desember.

"Saya tidak punya komentar mengenai (pemilu) itu. Ini akan menjadi pemilu penting bagi negara hebat ini. Tapi saya tidak punya pendapat,” kata Trump, berbicara di samping Sekjen NATO Jens Stoltenberg setelah pertemuan bilateral mereka, sewaktu para pemimpin dunia berkumpul untuk mengikuti KTT NATO.

Namun Trump tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan pendapatnya mengenai PM Inggris Boris Johnson, dengan mengatakan, “Boris sangat cakap, dan saya yakin ia sangat mampu dan saya kira ia akan melaksanakan tugasnya dengan baik.”

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Johnson memperingatkan Trump untuk tidak memberikan pernyataan yang mendukung dirinya dalam pemilu. Ia menyatakan, demi kebaikan kedua negara, mereka tidak melibatkan diri dalam pemilu negara lain.

Pada Oktober lalu, Trump memuji Johnson sebagai orang yang tepat untuk waktu yang tepat, dan mengatakan bahwa Jeremy Corbyn dari Partai Buruh sangat buruk sebagai perdana menteri.

Para pemimpin dunia jarang melanggar norma-norma diplomasi, dan melibatkan diri dalam pemilu negara lain.

Trump dan Johnson akan bertemu dalam kegiatan-kegiatan kelompok dengan para pemimpin NATO lainnya, namun saat ini belum jelas apakah keduanya akan melakukan pertemuan tatap muka khusus.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya