Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bersama 11 negara lain, yakni Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Brasil, Prancis, Jerman, Britania Raya, Rusia, Tiongkok, India, dan Australia jadi sasaran survei onliine "The State of Snacking" tentang kebiasaan ngemil oleh The Harris Poll untuk Mondelez Internasional.
Diikuti enam ribuan partisipan, studi ini menganalisis kelompok mencakup generasi centennials 18--22 tahun, milenial 23--38 tahun, gen X 39--54 tahun, boomer 55--73 tahun, dan silent berusia lebih dari 75 tahun.
"Perubahan zaman disadari Mondelez sebagai momentum pergeseran kebiasan ngemil. Karenanya, kami melakukan servei untuk menemukan pemahaman baru tentang peran camilan," kata President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad di bilangan Jakarta Pusat, Selasa, 3 Desember 2019.
Baca Juga
Advertisement
Penemuan pertamanya, dibanding rata-rata global, orang Indonesia cenderung lebih banyak mengonsumsi camilan daripada makan berat setiap hari.
"Saya pikir, transformasi ini terjadi karena modernisasi menunut orang untuk lebih produktif, punya mobilitas tinggi, Makanya camilan diandalkan untuk jadi solusi dalam situasi ini," kata Sosiolog Erna Ermawati Chotin.
Pernyataan ini berjalan sejajar dengan 53 responden yang menyatakan, mereka tidak punya waktu untuk mengonsumsi makanan berat.
"Orang Indonesia cenderung ngemil di antara waktu biasanya mengonsumsi makanan berat. Berdasarkan penelitian, secara precise, rata-rata waktu favorit orang Indonesia mengonsumsi camilan adalah 11.28 setiap harinya," tutur Sachin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Camilan Favorit Orang Indonesia
Masih di survei bertajuk "The State of Snacking", terkuak camilan favorit orang Indonesia. Sepuluh teratas ditempati sour spread, susu segar dan bubuk, sweet spread, buah-sayuran kering, camilan tradisional dengan cita rasa manis, juga kopi.
Lalu, disusul cokelat, es krim dan berbagai camilan beku, biskuit guriih, serta peringkat pertama yang paling jadi kesukaan adalah buah dan sayuran segar.
"Karena bagi masyarakat modern, camilan bukan sekadar subsitusi. Konteksnya lebih ke pemenuhan nutrisi. Sekarang banyak orang instal aplikasi buat tahu sudah total berapa kalori yang dikonsumsi. Jadi, makanan, entah berat atau camilan, dihitung berdasarkan kadarnya (kalori)," terang Erna.
Terlepas dari apa yang dikonsumsi, 93 persen orang Indonesia mengonsumsi camilan dengan maksud meningkatkan mood. Sedangkan, secara global, 78 persen orang ngemil untuk memberi hadiah pada diri sendiri.
"Bicara dampak dari pilihan camilan, di persentase 92 persen muncul poin-poin berupa rasa kenyamanan, segar, serta sehat atau seimbang. Dampak tertinggi, yakni 94 persen, diwakili poin menyenangkan untuk dikonsumsi.
Advertisement